"mengikhlaskan itu tidak ada, yang ada hanya keterpaksaan lalu terbiasa"
.
.
.
.
.
.
.
.
.*****
"Klek"
Seseorang yang baru saja tiba dari bandara terlihat melangkah masuk kedalam rumah dengan langkah cepat. Kedatangannya ke Jakarta bukan tanpa sebab yaitu karena ia ingin bertemu adiknya yang juga ada dijakarta.
"Ayah" serunya dengan nafas yang masih memburu
Ayah Alex tersenyum melihat kedatangan putranya "Glen kau sudah tiba nak"ucapnya
Glen menatap sekelilingnya "Tiara dimana? Apa dia keluar?"tanyanya
"Disedang dihalaman belakang bersama suaminya"jawab ayah Alex
Mendengar itu seketika raut wajah Glen berubah, rahangnya tampak mengeras. Matanya menatap tajam pada ayahnya "dia ikut datang kesini juga"tanyanya dengan suara yang dingin dan mencekam
Alex yang melihat perubahan raut wajah putranya merasa heran "dia adalah suami adikmu dan tentu saja ia akan datang dengan adikmu juga"jawab Ayah Alex
Glen menarik dalam nafasnya dan menghela dengan kasar. Entah mengapa, namun setiap mendengar nama pria itu, Glen merasakan aliran darahnya mendidih.
Ia belum sepenuhnya mengetahui apa yang telah direncanakan pria itu. Namun yang ia tahu pasti ia tidak akan mengampuni Anrez jika berani-berani menyakiti adiknya. Dan apapun rencana pria itu, Glen bersumpah akan menemukan cara untuk membongkar semuanya. Bila saatnya tiba tidak akan ada yang dapat menghalanginya untuk menghabisi nyawa pria itu.
Glen pergi begitu saja meninggalkan ayahnya membuat Alex menghela nafas dengan berat. Ia tahu jika putranya itu begitu tidak menyukai Anrez. Bahkan sewaktu-waktu Anak itu akan mengetahui semuanya apa yang telah ia lakukan dulu. Dan mungkin saja baik Glen maupun Tiara akan sangat kecewa dan marah terhadap apa yang telah ia lakukan.
.
.
.
.***
Glen melangkah perlahan ke arah halaman belakang rumah, setelah selesai mandi dan mengganti pakaiannya. Sejujurnya ia sangat malas jika harus bertemu juga dengan suami adiknya. Namun mau bagaimana lagi untuk saat ini pria itu masih berstatus suami adiknya. Ia berharap secepatnya ia akan menemukan cara untuk mengetahui rencana pria itu dan melepaskan gelar pria itu sebagai suami adiknya selamanya.Ini bukan keinginannya dan bukan berarti ia tidak ingin adiknya bahagia dengan memiliki pernikahan dan rumah tangga. Namun, ia merasa Anrez bukanlah pria yang tepat untuk adiknya. Buktinya beberapa waktu yang lalu ia melihat adik kesayangannya itu menangis dan juga ia baru mengetahui yang ditutup-tutupi selama ini oleh adiknya bahwa pernikahan ini hanyalah sebuah kesepakatan. Entah kesepakatan apa itu yang jelas Glen akan mencari tahu semuanya.
Langkah kakinya terhenti dipintu halaman belakang rumahnya. Terlihat hanya ada adiknya saja yang sedang duduk dipinggiran kolam renang seraya menatap keatas langit malam.
Matanya mencoba memastikan bahwa adiknya itu hanya duduk sendirian. Dan Ia menghela nafas lega kala merasa yakin bahwa tidak ada seorang pun disana selain adiknya itu.
Ia pun melangkah perlahan mendekati adiknya dan kemudian duduk disamping Tiara. Namun rupanya adiknya itu belum menyadari akan kehadirannya, karena terlalu asik dan begitu menikmati pemandangan langit malam yang begitu banyak dihiasi oleh bintang-bintang.
"Kalau saja ada bintang jatuh malam ini pasti kita bisa membuat permohonan"ucap Glen dengan nada rendahnya membuat Tiara sedikit tersentak dan menoleh ke sumber suara itu berasal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You ( On Going )
Fanfiction"kita mungkin bersama tapi tak membuat kita sama-sama bahagia maafkan aku" ~ Anrez "mengapa ini harus terjadi padaku disaat aku ingin bahagia dan ingin dicintai" ~ Tiara