"love is not how you forget,but you forgive, it's not you listen, but how you understand"
.
.
.
.
.
.
.
.
.*****
Setelah acara makan malam bersama,Mereka semua berkumpul diruang keluarga yaitu untuk membicarakan acara pernikahan Anrez dan Tiara.Semua persiapan untuk pernikahan itu telah selesai disiapkan oleh lelaki itu tanpa sepengetahuan mereka semua.
"Aku sudah menyuruh orang menyiapkan semuanya bunda, kecuali gaun pengantin karena besok aku dan Tiara akan pergi ke butik Tante Shila untuk mencoba gaun pengantin yang telah disiapkan"ucap Anrez pelan
"Sepertinya kakak memang sudah tidak sabar Bunda untuk menikahi calon kakak ipar ku ini"goda Ceelsy mengedipkan matanya kepada dua insan itu
Adelia hanya tersenyum mendengar godaan dari anak bungsunya sementara dalam hatinya itu menyimpan begitu banyak keraguan dan kecemasan,ia masih tidak menyangka jika Tiara, gadis yang akan dinikahi oleh putranya adalah sepupu dari Naura kekasih Anrez yang sudah tiada.
"Dan juga acara ini secara private, Aku mau hanya dihadiri oleh keluarga dan orang terdekat kita saja bunda, aku tidak ingin seperti acara pertunangan kemaren yang menjadi pusat perhatian dimana-mana membuatku sangat risih"
"Bunda hanya ikut keputusan kalian. Nak menurutmu bagaimana?" Tanya Adelia menatap Tiara
Tiara hanya diam, apakah keputusannya saat ini juga diperlukan?. sejujurnya apapun keputusan itu dirinya tetap saja merasa tidak baik karena acara pernikahan ini akan tetap berlangsung nantinya.
"Mungkin yang dibilang Anrez ini ada benarnya, aku setuju dengan pendapatnya"tutur Tiara pada akhirnya
Tiara tidak tahu apa rencana pria itu yang mengadakan acara pernikahan secara tertutup.namun setidaknya dengan semua itu dirinya juga bisa terbebas dari kamera dan wartawan yang terus mewawancarainya seperti acara pertunangan yang lalu.
"Baiklah. Bunda dan Ceelsy hanya mengikuti saja apa yang sudah menjadi keputusan kalian, karena ini adalah acara pernikahan kalian berdua jika keputusan kalian mengadakan pernikahan ini secara tertutup baiklah bunda setuju"tutur Adelia
Anrez tersenyum puas mendengar jawaban dari bundanya.setidaknya kali ini mereka tidak perlu berdebat ataupun berbeda pendapat dalam masalah ini.
.
.
.
.****
Keduanya telah tiba di apartemen milik Anrez, setelah dari rumah utama keluarga pria dingin itu. Anrez berjalan lebih dulu masuk kedalam apartemen meninggalkan Tiara yang mengekor di belakang.gadis itu tersenyum miris mengingat saat mereka berpamitan dengan bunda dan Ceelsy,lelaki itu tampak hangat padanya bahkan mereka pamit dengan bergandengan tangan.
"Sadarlah ini semua hanya sandiwara"gumam Tiara pada dirinya sendiri.
Ia kemudian berjalan masuk sambil memegang keningnya.bukan karena memikirkan sikap pria dingin itu.namun kepalanya sedari tadi sedikit pusing membuatnya merasa tidak nyaman.
"Aww" rintih Tiara
Gadis itu mengusap keningnya saat tidak sengaja menabrak tubuh pria itu yang saat ini tengah berdiri dihadapannya menatapnya dengan tatapan yang lagi-lagi membuatnya merasakan ada getaran aneh dalam dadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You ( On Going )
Hayran Kurgu"kita mungkin bersama tapi tak membuat kita sama-sama bahagia maafkan aku" ~ Anrez "mengapa ini harus terjadi padaku disaat aku ingin bahagia dan ingin dicintai" ~ Tiara