"melepaskan adalah cara terakhirku disaat semua perjuangan yang kulakukan hanyalah sia-sia"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.*****
Ciuman keduanya terlepas disaat Tiara yang tiba-tiba mendorong tubuh Anrez hingga lelaki itu mundur beberapa langkah dan tentu saja itu membuat pria itu terkejut dengan aksi gadis itu
Keduanya sama-sama diam dengan napas yang masih tersengal-sengal bahkan bekas kecupan itu masih sangat terasa dibibir masing-masing.
Anrez menyentuh dadanya yang terus saja berdetak cepat ia semakin tidak mengerti mengapa detak jantung nya berdegup tak beraturan setelah dirinya bersentuhan dengan Tiara. Mungkinkah sekarang ia mulai mencintai gadis itu? Apa mungkin ia bisa mencintai Tiara di saat dalam hatinya masih Ada Naura wanita yang paling ia cintai bahkan tidak pernah bisa ia lupakan mungkinkah? Namun sekarang hatinya bergetar karena gadis itu tak bisa ia sangkal.
"CLEK"
Tiara keluar dari dalam kamar begitu saja tanpa sepatah katapun meninggalkan Anrez yang masih diam mematung, lelaki itu tampak kaget dengan aksi Tiara yang mendorongnya tiba-tiba.
"Ada apa dengan hatiku kenapa aku menciumnya lagi? Kenapa aku tidak bisa mengendalikan itu"gumam Anrez frustasi
Setelah pintu itu tertutup Tiara langsung menyandarkan tubuhnya disana menyentuh bibirnya yang lagi-lagi disentuh tanpa permisi oleh Anrez. Selalu saja sama, jantungnya selalu berdegup kencang jika sudah berurusan dengan lelaki itu. Lelaki yang sampai saat ini masih belum bisa ia miliki hatinya, lelaki yang sampai saat ini masih menjadi tanda tanya baginya apakah Anrez bisa mencintainya atau mungkin tidak akan pernah karena ia tahu hati itu masih diisi oleh wanita lain.
"Kamu menyentuhku lagi tapi tidak mencintaiku"lirih Tiara menyentuh bibirnya yang beberapa lalu dikecup oleh pria itu.
"Kak Tiara"
Suara itu membuatnya sedikit tersentak dengan buru-buru ia mengusap air matanya,kemudian berbalik dan tersenyum kearah sumber suara itu.senyum palsu yang ia tampilkan untuk menutupi semuanya rasa sakit yang ia rasakan.
"kenapa berdiri didepan pintu kak?kak Anrez dimana?"tanya Ceelsy
belum sempat gadis itu menjawab seseorang tiba-tiba saja keluar dari dalam kamar Membuat keduanya menoleh seketika. namun, selanjutnya dengan cepat Tiara menoleh kearah lain agar tidak berkontak mata dengan Anrez karena bagaimanapun juga ia masih merasa sangat canggung saat ini.
"Aku kebawah sebentar "ucap Tiara singkat meninggalkan keduanya
Anrez hanya diam menatap kepergian Tiara dan semua itu tidak lepas dari pengamatan Ceelsy. ia menduga ada sesuatu yang telah terjadi sebelum ia datang
"Apa kalian bertengkar? Apa kakak menyakiti kak Tiara"tanya Ceelsy tajam
"Tidak, kami baik-baik saja"ucapnya singkat dengan wajah datarnya ia tidak mungkin memberitahukan apa yang telah terjadi sebelumnya.
"Syukurlah namun jika aku tahu kakak menyakiti kak Tiara awas saja aku akan marah padamu"ucap Ceelsy memperingati membuat Anrez tersenyum tipis melihat sikap perduli adiknya.
Kini mereka berdua sedang duduk diruang kerja milik Anrez. Lelaki itu sedang memeriksa beberapa berkas yang diantar oleh max sebelumnya.meskipun lengan kanannya masih terpasang gips namun tidak membuatnya berhenti untuk melakukan sesuatu walaupun sebenarnya ia tidak bisa fokus karena memikirkan sesuatu yang sedari tadi memenuhi pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You ( On Going )
Fanfiction"kita mungkin bersama tapi tak membuat kita sama-sama bahagia maafkan aku" ~ Anrez "mengapa ini harus terjadi padaku disaat aku ingin bahagia dan ingin dicintai" ~ Tiara