***
Siwon membuka pelan pintu kamarnya, melirik Yuri yang kini duduk di tepi ranjang dengan air mata yang terus mengalir.
"Yuri-ya..."
Jemari itu dengan segera bergerak, mencoba menghapus air mata yang ingin dia sembunyikan dari Siwon.
"Kenapa kemari? Bukankah kau belum selesai makan?" Yuri menatap wajah Siwon yang kini ada di sebelahnya.
"Kau sendiri, kenapa kau pergi begitu saja?"
Yuri diam, mendengar pertanyaan itu dia merasa bersalah. "Mian, tidak selayaknya aku pergi. Aku bersikap seperti anak kecil bukan?"
Siwon mengamati wajah sang istri, dia tahu jika Yuri terluka. Air mata itu adalah buktinya, namun dia juga tidak bisa memaksakan keadaan.
"Yuri-ya, maafkan aku karena hanya bisa membuatmu menangis."
"Ania, apa yang kau katakan? Aku hanya terlalu perasa. Jaemin tidak bermaksud menyakitiku, aku bahkan menangis seperti ini." Yuri tersenyum mencoba meyakinkan Siwon untuk tidak khawatir atau pun marah.
"Selama ini aku hanya menjanjikan kebahagiaan padamu, namun sampai saat ini yang terjadi hanyalah tangis bagimu."
"Yeobeo..."
"Aeri bahkan ada di sana." Siwon tersenyum miris meratapi hal yang sudah terjadi. "Aku memintamu dengan penuh keyakinan saat itu, namun yang terjadi malah sebaliknya."
"Kau bicara apa? Semua yang terjadi tidaklah seburuk itu."
Siwon menggeleng pelan. "Ani, kau berkata begitu hanya karena tidak ingin aku sedih." wajah itu kini terangkat, menatap tepat ke manik hitam itu membuat Yuri tertegun. "Yuri-ya, aku berjanji padamu jika mulai saat ini aku akan berusaha sebaik mungkin untuk melenyapkan kesedihanmu."
"Namun aku butuh waktu. Choi Jaemin, dia juga kesayanganku."
Yuri tersenyum dan mengangguk pelan. "Gwenchana, aku juga akan melakukan sebisaku. Jangan khawatir."
Hati Siwon makin sedih melihat Yuri yang kini tersenyum tulus padanya. Bagaimana bisa rasa cintanya mengharuskan gadis itu melewati semua amarah Jaemin, sebenarnya apa kesalahan yang mereka lakukan. Bukankah jatuh cinta adalah hal yang wajar?
Tak ingin makin sedih, Siwon dengan segera memeluk tubuh wanita itu. "Saranghae Yuri-ya, kita pasti bisa melewati ini semua. Kita hanya perlu bersabar untuk itu."
Yuri tersenyum membalas pelukan Siwon, anggukan kecil menjawab ucapan Siwon. "Em, aku juga mencintaimu. Aku selalu percaya pada semua ucapanmu dan juga... Aku tidak akan pernah bosan untuk mendekati Jaemin."
Siwon mengangguk, tidak ada harapan terbesar selain diterimanya Yuri oleh putra kesayangannya itu.
.
.
Sementara itu, dengan motor besarnya Jaemin menerjang derasnya hujan tanpa ragu. Dia tidak peduli akan dinginnya angin malam yang kini menjalari sekujur tubuhnya.
Mata indah yang terlihat lewat kaca helm itu berkilat menahan kekecewaan juga amarah. Jaemin harus pergi sejauh mungkin guna mengusir amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage and Struggles ( Complete )
FanfictionTerjebak antara dua pilihan, cinta atau keluarga. Hal tersulit itu kini menghampiri kehidupan seorang Kwon Yuri. Ibu tunggal dari seorang remaja SMA bernama Choi Aeri itu harus bisa merebut hati Choi Jeamin, putra sematawayang sang suami yang baru d...