🌺Bagian 1🌺

1K 106 19
                                    

***

Jaemin berjalan melewati ruang makan dengan segera. Remaja berseragam SMA itu tak mendengar panggilan sang Ibu yang hendak mengajaknya sarapan bersama.

Aeri yang duduk di hadapan Ibunya hanya bisa menatap sosok itu iba.

Sampai kapan dia akan memperlakukan Eomma seperti ini?

Sosok Siwon dengan setelan hitamnya baru saja masuk seraya duduk di kursi utama. Dia melirik Yuri yang sibuk menyiapkan piring untuknya. "Di mana Jaemin? Tidak ingin sarapan bersama lagi?"

Yuri tersenyum lebar. "Bukan begitu, dia hanya harus pergi lebih awal hari ini."

Siwon tahu jika Yuri berkata demikian hanya karena tidak ingin memancing emosinya. "Jangan berbohong dan membelanya. Dia harus diberitahu agar mengerti, kau adalah Ibunya dan itu adalah kenyataan."

"Sudahlah, jangan menambah masalah yang hanya akan menjauhkan aku darinya." Yuri kembali tersenyum pada sosok itu. "Habiskan sarapanmu, kau ada rapat pagi ini bukan?" mata Yuri kini melirik sang putri. "Kau juga habiskan segera sarapanmu."

Aeri hanya mengangguk menanggapi. Matanya berkedut menahan tangis, Aeri tak mengira jika setelah menikah Ibunya akan diperlakukan seperti ini.

Eomma kembali membelanya dan hal itulah yang sangat menyakitkan bagiku.

***

Jaemin melirik Haechan singkat, dia tak menanggapi sang sahabat yang meneriakan namanya dari arah parkiran. Sepagi ini moodnya sudah sangat buruk dan itu semua karena keluarga barunya.

"Yak! Kau mengabaikanku?" Haechan merangkul Jaemin seraya menatap wajah dinginnya. "Ada apa dengan wajahmu? Apa kau kembali kabur dari acara sarapan pagimu?"

Jaemin menarik diri kasar. "Urus saja urusanmu sendiri."

Haechan tersinggung? Tidak mungkin. Dia sudah terlalu kebal dengan sikap angkuh Jaemin. Sosok itu tersenyum, mencoba membangun kembali suasana. "Jangan terlalu dipikirkan, lagi pula di sini kau yang berkuasa dan Choi Aeri, gadis itu ada dalam genggamanmu bukan?"

Jaemin melirik sosok itu segera, membuat Haechan tersenyum penuh maksud padanya. "Yah maksudku, kau bisa merubah segalanya dengan membuat gadis itu menderita. Jika dia sudah tersudut maka aku yakin sekali dia akan membujuk Eommanya untuk berpisah dari Appamu."

Jaemin diam, dia berpikir keras akan hal itu.

"Ucapanmu ada benarnya."

Haechan tersenyum lebar karenanya. "Tentu saja, aku tidak akan mungkin membiarkan gadis itu mengacaukan hidupmu kawan."

Jaemin mengangguk menanggapi. "Baiklah, kita lihat siapa yang akan bertahan dan sejauh mana dia bisa menahan kemarahanku."

"Benar, begitu baru benar." Haechan tertawa seraya kembali merangkul Jaemin namun kini Jaemin tak menolak dia malah tersenyum dan kembali berjalan menuju gedung sekolah.

.

.

Jam pertama sudah dimulai. Aeri terlihat begitu serius menatap papan tulis dan menyalin tiap kata ke atas kertas buku tulisnya.

Marriage and Struggles ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang