🌺Bagian 12🌺

407 63 4
                                    

***

Yuri terlihat bergegas menyusuri koridor, wanita itu panik saat mendengar kabar jika pihak sekolah memanggilnya untuk datang siang ini juga.

"Haechan-ah, ponselmu sudah ditemukan bukan?"

"Ne saem, ternyata aku hanya lupa menaruhnya di mana." Haechan tersenyum seraya menampilkan deretan giginya membuat sosok cantik itu hanya bisa menggeleng pelan.

"Permisi."

Keduanya melirik sumber suara, Yuri yang kini ada di depan mereka tersenyum ramah. "Aku adalah Ibu-nya Choi Aeri. Apa aku boleh tahu di mana ruang gurunya?"

Guru Kim dengan segera membalas sapaan itu. "Eommonim, anda bisa ikut saya. Biar saya yang mengantar."

"Ah Ne, kamsahamnida."

Keduanya pergi meninggalkan Haechan yang berdiri di tempat. Laki-laki itu dengan segera berbalik guna melangkah menjauh, dia harus memberitahu Jaemin sekarang.

.

.

Aeri tertunduk di hadapan Guru Lee, suara pintu yang terbuka membuat sosok tampan itu melirik pintu.

"Lee Saem, ini adalah Ibunya Choi Aeri."

Mendengar itu, Aeri dengan segera mengangkat wajah menatap sang Ibu. "Eomma..."

"Ah Ne. Eommonim, silahkan duduk."

"Ne." Yuri dengan segera duduk di sebelah sang putri yang kini manatapnya. "Apa yang terjadi sayang?"

"Eomma percayalah, aku tidak mungkin memiliki barang itu. Itu sungguh bukan punyaku, tolong percaya padaku."

Yuri makin bingung mendengar semua kalimat sang putri yang dia tidak pahami. "Tenanglah sayang, sebenarnya apa yang kau katakan? Eomma tidak mengerti."

Guru Lee dengan segera meletakan benda kecil yang menjadi sumber masalah ke atas meja. "Eommonim, sebenarnya kami baru saja menemukan benda ini dalam ransel milik Choi Aeri."

"Ne?" Yuri tak bisa menutupi keterkejutannya, dia menatap sang putri yang kini menangis seraya menggeleng pelan. "Aeri-ya?"

"Eomma, aku tidak berbohong. Itu bukan milikku."

Jemari itu menggenggam tangan Aeri yang kini bergetar. Matanya menatap kembali Guru Lee yang ada di depannya. "Maaf sebelumnya, tapi putriku tidak mungkin memiliki benda seperti ini. Dia tidak akan mungkin melakukannya."

"Kami mengerti kekhawatiran anda, tapi kami selaku pihak sekolah hanya percaya dengan apa yang kami lihat. Choi Aeri, dia memiliki benda ini dan selaku Guru yang bertanggung jawab saya harus memberikan Choi Aeri hukuman."

"Eomma..."

Yuri melirik kembali putri kesayangannya itu, gadis itu makin menangis setelah mendengar ucapan sang guru. Aeri sedih karena selama ini dia tidak pernah melakukan hal yang akan membuat prestasinya jelek, bahkan memikirkannya saja tidak.

"Songsaeng-nim, apa anda tidak bisa memberikan keringanan. Maksudku, Aeri sudah mengaku jika itu bukanlah miliknya, dan aku tahu putriku tidak akan pernah berbohong."

Marriage and Struggles ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang