🌺Bagian 25🌺

363 56 7
                                    


***

"Tolong! Siapa pun tolong aku!"

Jeno kembali menarik gadis itu dan mendorongnya ke sisi dinding, berniat kembali melakukan aksinya. Jemari Jeno kini bahkan mencengkam wajah Aeri membuat gadis itu terus menangis karena takut juga sakit.

Jeno mendekatkan kembali wajahnya namun belum sempat dia mencium Aeri, sebuah tendangan kini mendarat sempurna di tubuhnya. Laki-laki itu bahkan terjatuh ke tanah karenanya.

Aeri yang melihat kejadian itu dengan segera melirik laki-laki yang baru saja membebaskannya dari Jeno.

"Lee Haechan?"

Ya, sosok itu kini berdiri di sana. Menatap marah Jeno yang masih terduduk di lantai.

Jeno yang kesal dengan segera bangkit dan mendekati Haechan. "Apa yang kau lakukan?!"

"Dasar sampah! Siapa yang memberikanmu izin untuk menyentuhnya?!"

Aeri terkejut akan teriakan Haechan, gadis itu masih syok akan semua yang terjadi.

Jeno berdecak kesal dan menatap marah laki-laki itu. "Apa Choi Jaemin tahu hal ini? Bukankah kau adalah pesuruhnya? Lalu kenapa kau malah memukulku dan menyelamatkan gadis ini?!"

Haechan kembali memukul Jeno, kini wajahnya yang jadi target Haechan. Beberapa kali laki-laki itu memukul Jeno dan begitu pun sebaliknya, Aeri makin takut menyaksikan perkelahian keduanya.

Haechan kini melakukan tendangan pada perut Jeno yang menyebabkan tubuh laki-laki itu jatuh, namun kali ini Jeno tidak bisa bangkit kembali.

Melihat jika Jeno tak lagi bisa berkutik, Haechan melirik Aeri yang masih ketakutan di tempatnya.

"Kau tidak apa-apa?"

Aeri menatap Haechan dan memperlihatkan pipinya yang memerah karena tamparan Jeno, bahkan ada sedikit luka di sana.  Haechan merasa sakit melihat hal itu, dengan segera tangannya terulur menggenggam jemari Aeri, membawanya menjauh dari tempat itu.

.

.

Kedunya kini sudah ada di sebelah mobil Aeri, gadis itu duduk di kursi sementara Haechan berdiri di depan pintu yang terbuka.

Tadi setelah keduanya berhasil menemukan sang supir, Haechan dengan segera memintanya untuk membeli beberapa obat guna mengobati luka Aeri.

Jadilah Haechan yang kini sibuk mengoleskan salep ke atas luka Aeri akibat cengkeraman Jeno.

Aeri meringis merasakan pedih akibat obat itu, membuat Haechan menatapnya sesal. "Miane."

"Kenapa kau meminta maaf?"

Haechan tak langsung menjawab, dia hanya kembali mengobati luka Aeri. Menutup kembali obat oles itu saat luka Aeri sudah diobati.

"Seharusnya aku bisa datang lebih cepat, jika saja aku tahu lebih awal di mana kau berada maka kau tidak harus mengalami hal ini."

Aeri menatap tepat ke manik itu, dia juga penasaran bagaimana bisa Haechan ada di sana?

"Bagaimana kau bisa menemukanku?"

Marriage and Struggles ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang