🌺Bagian 30🌺

431 64 12
                                    

***

Jaemin melirik sang ibu yang kini berjalan mendekatinya di ruang makan.

"Mian, Eomma harus menjawab sambungannya."

"Em, gwenchana Eomma."

Tiffany duduk di salah satu kursi dan tanpa ragu mengambilkan lauk untuk sang putra. "Sekarang makanlah, kau harus tetap sehat agar tidak menyesal memilih tinggal bersama Eomma."

Jaemin tertawa mendengarnya. Keduanya sudah bersama cukup lama, sejak kedatangan Jaemin satu minggu yang lalu, putranya itu tidak pernah kembali ke rumah sang ayah.

Jaemin tak ingin kembali, terlebih Siwon sendiri tidak pernah memintanya untuk kembali.

Mata Jaemin melirik sang ibu saat menyadari jika tidak ada satu pun mangkuk makanan di depannya. "Eomma tidak makan?"

"Nanti, sekarang kau makan saja dulu. Eomma harus berdiet, kau mengerti bukan?"

Senyum Jaemin terbit tanpa ragu, ya dia mengerti tetang itu. Sang ibu adalah seorang wanita dan terlebih lagi pekerjaannya menuntut agar dia bisa menjaga tubuh idealnya.

Jemari Jaemin dengan segera meraih sumpit dan mulai menyuap satu persatu makan malamnya.

Getar ponsel kembali berbunyi, Tiffany yang melihat itu dengan segera membalik ponselnya, dia tahu benar siapa yang sedang menghubunginya.

"Kenapa tidak diangkat Eomma?"

"Ah, bukan apa-apa. Lanjutkan saja makanmu."

Jaemin tersenyum dan tidak mengambil pusing hal itu, namun saat dia kembali menyuap getar ponsel kembali terdengar. Tiffany yang melihat jika mata Jaemin tertuju pada ponselnya dengan segera meraih benda itu.

"Mian, Eomma harus menjawab panggilan ini dulu, sepertinya sangat penting."

Jaemin mengangguk tanpa ragu dengan mulut yang masih mengunyah makanannya. Tiffany tak ingin menunggu lebih lama, dia berdiri seraya membawa ponsel itu pergi dari ruang makan.

Kakinya melangkah lebar menuju kamar tidurnya, mata Tiffany berkilat menatap nama yang tertera. Dengan ragu wanita itu akhirnya menjawab.

Yeobseyo?

"Ada apa? Bukankah sudah tidak ada lagi yang harus kita bicarakan?"

Tiffany mendengar suara gelak tawa di seberang sana yang membuat hatinya makin cemas.

Apa kau takut? Putramu itu sedang bersamamu saat ini?

"Jangan banyak bicara, katakan saja ada perlu apa sampai kau menghubungiku?"

Putramu, ah maksudku putra kita. Dia mulai menggerakan jari-jarinya.

Tiffany membisu, ada rasa senang dalam diamnya itu.

Saat aku datang untuk melihatnya, dia menggerakan jarinya, Dokter bilang jika kau harus ada untuk menemaninya sekarang karena bisa saja dia sadar.

"Benarkah itu? Kau tidak sedang mempermainkanku bukan?"

Untuk apa aku berbohong, dia juga anakku.

Marriage and Struggles ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang