🌺Bagian 18🌺

351 61 8
                                    

***

Jaemin tersenyum menutup sambungan itu. Dia melirik Minjeong yang kini ada di belakang, meski awalnya gadis itu tak setuju namun Jaemin berhasil membuatnya setuju untuk pulang bersama.

Lampu jalan kembali hijau, Jaemin memasukan ponsel dengan segera dan kembali melaju motor besarnya. Minjeong tak sedikit pun bicara sejak tadi, membuat Jaemin sesekali melirik wajah gadis itu lewat spion.

"Berhenti menatapku, aku sudah setuju untuk pulang bersama. Sekarang lebih baik kau cepat karena aku ingin segera sampai di rumah."

Jaemin tak bersuara, matanya hanya terus menatap wajah Minjeong. Bagaimana mungkin dia bisa membiarkan gadis sepolos itu jatuh ke tangan Jeno, sampai kapan pun Jaemin tidak akan rela. Dia harus melakukan apapun untuk mencegah hal itu terjadi.

Itu adalah hal penting yang Jaemin tau, namun di sisi lain dia tanpa sadar telah melakukan kejahatan pada adiknya sendiri.

.

.

Aeri melirik sang supir yang kini telah menyelesaikan tugasnya. Gadis itu bangkit dengan segera dan berjalan keluar tanpa ragu.

Namun belum sempat Aeri melangkah meninggalkan pintu, sosok Jeno dengan segera berdiri di hadapannya.

"Annyeong Choi Aeri."

Aeri tersentak, dia bingung akan kehadiran Jeno yang tiba-tiba berdiri dan tersenyum di hadapannya. "Nuguseyo?"

Mendengar itu Jeno tertawa, melirik teman-temannya singkat sebelum akhirnya kembali menatap Aeri. "Aku? Aku teman Choi Jaemin."

Aeri melirik tangan yang kini terulur di depannya. "Lee Jeno, namaku adalah Lee Jeno."

Dan seolah tersadar, Aeri menatap wajah laki-laki yang kini menunggu sambutannya itu. Pikirannya menerawang ke masa di mana Haechan menyuruhnya untuk berhati-hati pada Jeno. Jika Aeri tidak salah tangkap, maka sosok yang kini ada di depannyalah yang Haechan maksud.

"Kau tidak mau menjabat tanganku?"

Aeri kembali tertegun, dia gelagapan sendiri. Apa sebenarnya yang sedang terjadi? Mengapa sosok itu kini benar muncul di depannya. Mengingat kejadian malam itu saja sudah membuat Aeri ketakutan, apalagi saat ini dia harus melihat sendiri sosok Jeno berdiri di depannya.

"Ah, apa kau mengingatnya? Kecelakaan itu? Miane, malam itu kami hanya bercanda. Choi Jaemin dan aku sangat dekat, jadi jangan khawatir."

Kaki Aeri melangkah mundur karena takut, apalagi kini semua teman Jeno mulai tertawa dan menatapnya aneh.

"Miane, aku harus pergi."

Aeri melangkah lebar meninggalkan sosok Jeno yang kini masih berdiri di tempatnya. Dia bisa melihat jika gadis itu merasa ketakutan dan menyuruh sang supir untuk segera masuk ke dalam mobil.

"Choi Jaemin, terima kasih untuk mainan barunya. Aku rasa dia lebih menyenangkan dari pada Kim Minjeong."

Di dalam mobil, Aeri melirik ragu sosok Jeno yang masih tersenyum di tempatnya. Entah mengapa, Aeri sangat takut kali ini. Senyum Jeno bahkan lebih menyeramkan dari pada penindasan yang sering dia alami di sekolah.

Marriage and Struggles ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang