***
Yuri melangkah memasuki sebuah salon yang tak jauh dari kediamannya. Hari ini Yuri hendak melakukan perawatan karena sudah cukup lama dia tidak melakukannya. Sosok itu menatap rama salah satu pegawai.
"Nyonya Choi, apa anda ingin melakukan tritmen seperti biasa?"
"Em Nona Im, apa kau bisa membantuku?"
Dengan senyum lebarnya gadis itu mengangguk. "Tentu saja, anda adalah salah satu pelanggan setia kami. Baiklah, anda bisa langsung ikut saya ke ruangan sekarang."
Yuri tersenyum dan mengikuti langkah gadis itu. Kakinya melangkah melewati beberapa ruangan yang dia yakini jika sudah diisi oleh para pelanggan.
"Tempat ini masih sangat ramai seperti biasanya."
"Tentu saja, dengan dukungan dari Presdir Choi dan anda maka kini semua orang mengenal tempat ini."
Yuri tersenyum. Ya, hal itu benar adanya.
Karena Yuri sangat suka datang akhirnya Siwon memberikan beberapa fasilitas pendukung yang membuat tempat itu lebih digemari oleh para pelanggannya.
Kini keduanya sampai pada sebuah ruangan, Yuri masuk tanpa ragu dan duduk di salah satu kursi. Jemarinya meletakan tas yang tadi dia bawa ke atas meja.
"Nyonya, ada tunggu sebentar. Saya akan bawakan beberapa perlengkapannya."
"Em, kau bisa mengambil waktu sebanyak yang kau butuhkan."
Sosok itu dengan segera berlalu menyisakan Yuri yang kini duduk di depan sebuah cermin besar. Matanya melirik seseorang yang ada di sebelahnya, Yuri memperhatikan sosok yang sedang memejamkan mata seraya memakai masker wajah.
"Eoh?" Yuri tidak asing dengan sosok itu, namun dia masih tidak bisa mengingatnya.
"Apa kau akan terus melihatku?"
Yuri tersenyum saat sosok itu bersuara, jemarinya membuka masker yang tadi menutupi wajahnya. Mata Yuri terkejut saat yang ada di sebelah ternyata adalah Tiffany.
"Kau terkejut? Jangan heran, aku kemari karena aku memang sering ke sini." Tiffany menatap pantulan dirinya di kaca dan tersenyum.
"Apa kau kemari karena merasa terganggu dengan kehadiranku?"
"Ne?"
Sosok itu kembali menatap Yuri, namun hanya lewat pantulannya yang ada di dalam cermin. "Aku tahu jika kau merasa cemas, kau pasti tahu siapa aku bukan? Dan statusku akan menambah rasa khawatir itu."
Yuri tak berniat mengalihkan pandangannya, sejak tadi dia terus menatap Tiffany tanpa ragu.
"Dan juga..." kini Tiffany menatap pasti wajah Yuri yang ada di sebelahnya. "Aku rasa kau belum bisa sepenuhnya masuk ke dalam keluarga itu."
Yuri yang sejak awal mencoba menahan egonya kini tersenyum miris mendengarnya. Ya, sebaik apapun dirinya namun amarah tetap akan datang jika mendengar kalimat yang tidak layak didengar.
"Tiffany-ssi, aku tidak tahu apa sebenarnya maksud dari ucapanmu itu? Dan aku tahu jika seorang model ternama sepertimu tidak pantas jika harus dibandingkan denganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage and Struggles ( Complete )
FanfictionTerjebak antara dua pilihan, cinta atau keluarga. Hal tersulit itu kini menghampiri kehidupan seorang Kwon Yuri. Ibu tunggal dari seorang remaja SMA bernama Choi Aeri itu harus bisa merebut hati Choi Jeamin, putra sematawayang sang suami yang baru d...