🌺Bagian 24 🌺

351 61 10
                                    

***

Aeri yang masih kesal karena masalah tadi malam bergegas mendekati Jaemin yang kini berdiri di dalam kantin, sosok itu tersenyum bersama Haechan.

"Yah Choi Jaemin!"

Semua orang yang ada dalam kantin melirik Aeri, termasuk Minjeong yang kini duduk di salah satu kursi.

Haechan terkejut menatap sosok Aeri yang berjalan pasti dengan tatapan yang tertuju pada Jaemin. "Jaemin-ah, dia benar Choi Aeri?"

Jaemin tersenyum menatap gadis itu yang kini sudah berdiri tepat di depannya.

"Aku tidak tahu seberapa jauh kau akan bertindak? Tapi aku ingatkan padamu, jika sekali lagi kau membuat Eomma menangis maka aku tidak akan tinggal diam."

Jaemin berdecak seraya mendekati Aeri. "Memangnya apa yang bisa kau lakukan? Kau lupa jika kau itu hanya seorang mangsa?"

"Aku tidak akan takut akan apapun yang kau lakukan, aku hanya ingin memberitahumu jika sosok yang kau hina malam itu adalah Eommaku, uri Eomma."

Jaemin menatap tepat ke mata Aeri, dia juga menyimpan dendam tersendiri pada Aeri. Dia tidak akan pernah takut akan gertakan seperti itu.

Haechan yang melihat perubahan Aeri masih tidak menyangka, gadis itu terlihat begitu menakutkan saat ini. Matanya memerah dan hanya dengan melihatnya saja, Haechan tahu jika Aeri tidak main-main akan semua kalimatnya.

Minjeong yang sejak tadi memperhatikan ikut aneh melihat tingkah Aeri, dia yakin jika kali ini Jaemin sudah kelewat batas.

.

.

Kini jam pulang sekolah telah tiba, Jaemin duduk diam di atas motornya. Laki-laki itu hanya diam tanpa berniat untuk melaju motor dan meninggalkan sekolah.

Haechan yang baru saja ingin memakai helmnya melirik sosok itu. "Choi Jaemin, kau akan terus diam dan tidak pulang?"

"Lee Haechan."

"Waeyo?"

Jaemin melirik sosok itu tanpa ragu. "Aku harus segera memancing Jeno untuk bertindak."

"Maksudmu?"

"Beberapa waktu yang lalu, dia datang ke rumah untuk bertemu Choi Aeri. Aku rasa dia begitu tertarik pada gadis bodoh itu."

Mendengar itu Haechan merasakan perasaan aneh, dia cemas akan ide gila yang mungkin Jaemin rencanakan.

"Lalu, apa yang ingin kau lakukan?"

Jaemin tersenyum seraya memakai helm hitamnya. "Kau akan tahu nanti, kali ini biar aku yang melakukannya sendiri."

Belum sempat Haechan bertanya, Jaemin sudah lebih dulu menyalakan motornya dan melaju kuda besi itu meninggalkan lapangan parkir.

"Aku harus tahu apa yang Jaemin rencanakan, jika tidak maka..." Haechan menggantung kalimatnya, dia melirik sosok Aeri yang ada di dekat pagar sekolah, gadis itu berdiri seraya menunggu sang supir membukakan pintu untuknya.

Marriage and Struggles ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang