Foral diam terpaku sama seperti Gema yang berada disebelahnya.
"Apa yang gak gue tahu sampai Ruvha dipeluk erat banget kaya gitu?" Foral menyuarakan pikirannya yang terheran.
"Zeris kesambet apa meluk cewek selain Aery?" Gema turut berkomentar masih memperhatikan keduanya.
"Aery?" Gema menoleh mendengar pacarnya itu seolah bertanya. Ia diam sejenak dan berpikir, "Bukannya dia tau segalanya?" Batin Gema sambil menatap gadis disebelahnya yang menunggu jawaban.
"Cewek yang Zeris suka." Jawaban itu membuat Foral terkejut bukan main. Bagaimana bisa ia bertunangan dengan Ruvha sementara ia menyukai orang lain, meski dalam kondisi tidak setuju harusnya pertunangan itu jangan sampai terjadi.
Sementara Zeris masih memeluk Ruvha dan gadis itu tetap diam tidak tahu harus berbuat apa. Sampai ia tersadar dan mendorong Zeris kuat hingga pelukannya terlepas.
"Lo apa-apaan sih?!" Bentak Ruvha menatap tajam Zeris yang melihatnya dengan tatapan datar.
Namun bukannya menjawab Zeris malah pergi begitu saja dan terlihat ia menelpon seseorang. "Siapa yang dia telpon?" Ruvha penasaran apa yang membuat Zeris melakukan itu dan apa yang dibicarakannya ditelpon.
Meninggalkan tempat itu, Ruvha tak menyadari kalau Foral dan Gema masih memperhatikannya. Mereka berdua mencoba menebak apa yang terjadi dan ikut bertanya-tanya siapa yang menelpon Zeris. Tak lupa masih banyak orang di sekitar lapangan basket yang sangat terkejut dengan pemandangan barusan.
Halayacrep
"Lo jangan kegatelan makanya!!"
Ruvha terdiam dan menajamkan pendengarannya."Udah gak usah sok lemah lo! Segala pake nangis!!" Bentakan kembali terdengar namun bukan suara yang sebelumnya, membuat Ruvha berhenti didepan salah satu ruangan yang jarang digunakan.
Ia berjalan maju dengan terus melihat kedalam jendela yang tertutup oleh gorden tipis sehingga kegiatan didalam hanya terlihat samar.
Walau begitu ia bisa melihat 5 siluet perempuan dengan 4 diantaranya berdiri dan 1 terduduk. Entah ada bisikan apa membuat Ruvha yang tidak suka ikut campur urusan orang lain malah mendekat ke pintu.
Seketika semuanya diam mendengar ada yang membuka pintu. Wajah 4 gadis disana terlihat marah ketika tahu siapa yang mengganggu kegiatan mereka. Dua diantaranya mendekat dan menarik paksa lengan Ruvha.
Ruvha tak bisa melawan karena dari jumlah pun ia sudah kalah. Tubuhnya dibanting ke sebelah gadis yang terduduk dengan menangis. Ruvha merutuki dirinya yang malah membuka pintu bukannya pergi dari sana.
"Kurang ajar banget ya kalian berdua!! Kalian pikir kalian itu siapa?!" Gadis dengan rambut sebahu dan sedikit ikal itu membentak kearah Ruvha dan gadis disebelahnya.
Karena merasa tak memiliki masalah apapun dengan mereka, Ruvha mencoba berdiri namun bahunya langsung ditahan oleh dua gadis yang tadi menyeretnya.
"Enak aja mau kabur?!" Gadis yang tadi membentak mengalihkan atensi sepenuhnya kepada Ruvha yang menatapnya tidak mengerti. "Lirra" Ruvha membaca name tag gadis itu, ia tidak pernah mendengar namanya.
PLAKK
Lirra menampar Ruvha yang langsung kaget dengan sakit yang menjalar dari pipinya. Ia hendak membalas namun gerakannya dicegah dua gadis yang sedari tadi terus memegangi kedua lengannya. Ia menatap marah kepada Lirra yang berjongkok dan tersenyum licik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halayacrep
Teen FictionJangan bertanya apa kesalahanmu. Karena aku yang salah... percaya bahwa kau akan memperbaiki segalanya ~Ruvha Wethaloria Gadis manis itu diam dengan tatapan terluka, mati-matian menahan air mata yang akan tumpah jika saja lelaki itu tak menatapnya...