Perlahan Ruvha membuka matanya, melihat sekeliling dan menghela napas berat menyadari ia masih berada di toilet.
Ia meringkuk lemah di lantai dingin dan bersandar di dinding. Ia sudah tidak kuat untuk berteriak minta tolong bahkan untuk menegakkan kepalanya malah sekarang dirinya semakin kedinginan. Ditambah lampu yang tiba-tiba padam membuat suhu dingin seakan menyelimutinya.
Namun beberapa menit kemudian ia mendengar satu suara yang membuat gadis itu berusaha menegakkan kepalanya dan menajamkan pendengarannya. Suara kunci yang berputar digagang pintu.
"to..long." Mencoba berteriak namun hanya suara lirih yang keluar dan ia tidak sanggup lagi hingga kesadarannya lenyap.
Halayacrep
"Siapa?" Ruan menoleh ke samping, menatap pintu yang tertutup didekatnya.
Tak mau ambil pusing ia langsung pergi dengan almamater ditangannya. Namun, langkahnya terhenti ketika ia mengingat suara yang sangat pelan itu. Perasaannya resah, ia sangat penasaran jika tidak melihatnya.
Akhirnya ia kembali dan memilih lagi kunci yang cocok untuk toilet perempuan. Setelah pintu terbuka ia mengedarkan pandangan dibantu ponselnya ditempat gelap gulita itu. Tidak ada siapapun. Tapi ia mengingat jelas kalau suara itu memang ada, sehingga ia mencoba membuka satu-persatu bilik disana dan ketika bilik yang paling ujung terbuka betapa terkejutnya Ruan melihat seorang perempuan tergeletak lemah dengan keadaan yang menyedihkan.
"Hei! Bangun!" Ruan mencoba menyadarkan dengan sedikit mengguncang tubuhnya, namun nihil tak ada respon sama sekali. Ia memegang wajah gadis itu dan suhu tubuh yang begitu panas menjalar ditangannya.
Dengan cepat Ruan menyelimutinya dengan almamater yang ia ambil tadi ditambah melepas jaketnya dan diletakkan dikaki gadis itu mengingat roknya yang pendek, dengan suhu yang sangat rendah ini gadis itu pasti sangat kedinginan meski kulitnya terasa panas. Kemudian Ruan menggendongnya dan buru-buru membawanya keluar.
Sampai didepan hujan belum juga berhenti malah semakin deras, sangat tidak mungkin membawa gadis yang sedang demam tinggi ke mobil. Namun, satpam yang sudah berada di pos melihatnya datang dengan seseorang digendongan berjalan cepat menghampiri.
"Itu neng Ruvha kenapa?!" Tanya pak satpam panik melihat salah satu siswi sekolah ini masih disana terlebih pingsan.
"Bantuin saya pak. Tolong payungin sampe mobil." Ruan berujar dan langsung dituruti. Ia berjalan cepat menuju mobil dan melajukannya.
Tok
Tok
Tok
Pintu rumahnya diketuk kasar membuat gadis yang sebelumnya tertidur nyaman akhirnya terbangun dan turun menuju pintu.
"Siapa lagi malem-malem dateng. Mama papa belum balik lagi." Gerutu gadis itu sambil memutar kunci pintunya.
Ia menatap malas laki-laki dihadapannya dan berniat marah, namun sedetik kemudian matanya melotot terkejut.
"Ruvha kenapa!?" Ia memekik melihat seseorang digendongan Ruan, sepupunya.
"Minggir dulu!" Ruan menerobos masuk begitu saja dan berjalan pasti menuju sebuah ruangan dengan Foral yang mengekorinya menatap khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Halayacrep
Teen FictionJangan bertanya apa kesalahanmu. Karena aku yang salah... percaya bahwa kau akan memperbaiki segalanya ~Ruvha Wethaloria Gadis manis itu diam dengan tatapan terluka, mati-matian menahan air mata yang akan tumpah jika saja lelaki itu tak menatapnya...