Egois

65 7 1
                                    

Ruvha duduk dibalkon kamarnya menatap kosong halaman depan rumahnya yang sangat sepi tanpa perlu repot menghidupkan lampu yang berfungsi baik. Meski begitu cahaya rembulan berbaik hati malam ini dengan menemaninya ditengah kegelapan dan kegundahan yang datang bertubi-tubi.

Sejak tadi telponnya terus berdering menampilkan kontak yang sangat ia kenali. Foral sudah ribuan kali menelponnya namun tak sekalipun ia angkat. Ia bingung harus mengatakan apa ketika suara temannya itu menyambut dari balik telpon, ia tidak sanggup menyembunyikannya tapi juga sangat berat untuk memberitahunya.

Sampai bel rumahnya berbunyi berhasil membuyarkan pikiran kacaunya saat ini. Melihat jam dindingnya menunjukkan pukul 23.45, hampir tengah malam. Siapa yang datang kerumahnya malam-malam begini.

Awalnya Ruvha tidak berniat turun dan membuka pintu rumahnya, namun mendengar bel yang terus berbunyi berulang kali dengan tidak sabaran membuatnya mengalah dan turun kebawah. Ia membuka pintunya dan terlihat Foral berdiri dihadapannya dengan wajah cemasnya.

"Lo kenapa?" Tanya Ruvha pelan memerhatikan Foral dari ujung ke ujung. Gadis itu terlihat berantakan seolah terburu-buru.

"Kenapa gak angkat telpon gue?!" Dengan panik Foral memegang kedua bahu Ruvha seolah telah terjadi hal buruk. Ruvha bingung dibuatnya, sebenarnya apa yang terjadi dan tidak ia ketahui.

"Gue gak tau lo nelpon." Jawab Ruvha berbohong, tidak mungkin ia mengatakan kalau ia sengaja mengabaikan telpon dari Foral.

"Bisa-bisanya lo sesantai ini." Foral mencoba mengatur napasnya yang memburu, seolah ia baru saja lari berkilo-kilo meter. Ruvha yang masih tidak mengerti maksud dari Foral hanya diam menunggu gadis itu menjelaskan setelah dihirupnya napas dalam-dalam.

"Lo gak liat itu tetangga lo rumahnya kebakaran. Gue kira ngerambat kerumah lo goblok! Makanya handphone tuh sering-sering dicek!" Cerocos Foral memarahinya. Ternyata gara-gara rumah tetangganya yang kebakaran, Ruvha sendiri pun tidak menyadarinya bagaimana bisa Foral tahu hal ini.

"Lo tau darimana?" Tanya Ruvha heran.

"Berita." Jawabnya enteng dan melengos masuk kerumah Ruvha. Mereka tidak lagi panik mengingat rumah tetangganya masih berjarak cukup jauh dan masih terhalang kebun mangga.

"Apa susahnya sih hidupin lampu biar rumah lo ga kaya rumah hantu gini." Protes Foral sembari menghidupkan beberapa lampu rumah Ruvha. Barulah suasana mengerikan itu sirna oleh cahaya lampu.

Mereka berdua duduk didepan televisi yang baru saja Foral nyalakan, dengan tontonan kartun hanya Foral yang antusias mengingat Ruvha masih berkutat dengan pikirannya. Ia sudah tidak sabar untuk memberitahu Foral tentang Gema dan Mona, namun ia takut dengan respon yang kemungkinan akan Foral berikan.

"Ral." Panggil Ruvha pelan.

"Hmm." Foral masih fokus pada tontonannya dan snack yang entah sejak kapan sudah berada ditangannya.

"Gue mau ngomong." Ujar Ruvha menghadap sepenuhnya kearah Foral yang tidak terlalu mempedulikannya.

"Ngomong aja, lo biasanya juga gak minta izin dulu." Foral masih tidak mengerti situasi, Ruvha menjadi ragu untuk mengatakannya. Tapi Ruvha mencoba meyakinkan diriny kalau semua akan baik-baik saja jika mengatakannya, toh tidak sekarang Foral juga pada akhirnya akan tau.

"Gema selingkuh." Dua kata singkat itu berhasil mengalihkan pandangan Foral, terbukti dengan wajahnya yang menoleh sempurna kearah Ruvha.

"Hahahahaha." Tawa Foral pecah dan Ruvah heran, apa yang lucu dari perkataannya.

"Gak mungkin laa Vha. Gema yang kaya gitu selingkuh gak mungkin banget. Lo ada-ada aja deh." Foral kembali memakan cemilannya dan melanjutkan menonton, menganggap ucapan Ruvha adalah lelucon semata. Tapi satu hal yang ia lupa, Ruvha tidak pernah bercanda untuk hal seperti ini. Gadis itu hanya pernah menjadikan berbagai lukanya sebagi lelucon, tidak untuk masalah orang lain.

"Gue serius Ral." Seketika Foral terdiam, kembali menatap Ruvha yang melihatnya dengan serius.

Langsung Foral menaruh wadah snacknya dengan kasar keatas meja, dan menatap Ruvha kesal.

"Gue bilang gak ya nggak! Lo ngerti gak sih, Gema gak bakal selingkuh. Apalagi sama Mona. Lo ngomong gini ke gue supaya lo bisa sama Reiro kan?! Lo jahat banget sih Vha. Gue udah buru-buru kesini karena khawatir lo kenapa-napa tapi lo ngomong gini ke gue! Segitu sukanya lo sama Reiro sampe nyakitin temen sendiri?!" Foral membentaknya. Namun Ruvha yang tadinya hanya diam dan merasa bersalah justru menjadi heran dan bingung ketika mendengar penuturan Foral barusan.

"Gue gak pernah bilang kalo selingkuhannya itu Mona dan ini sama sekali gak ada hubungannya dengan Reiro." Foral membeku, ia tidak sadar sudah mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan. Ruvha menatapnya penuh selidik, berpikir kalau Foral sebenarnya sudah mengetahui semuanya. Tapi kenapa dia tidak melakukan apapun, dan kenapa ia masih menyangkalnya bahkan membela Gema.

"Lo udah tau?" Tanya Ruvha menebak, namun bukannya menjawab Foral justru bangkit dan bergegas pergi. Ruvha kaget melihat reaksinya dan berusaha menahan gadis itu, namun Foral sama sekali tidak menjawabnya.

Sampai mobil yang Foral kendarai menghilang dari pandangannya Ruvha hanya diam dan satu fakta baru yang ia ketahui, Foral sudah mengetahui segalanya.

Halayacrep

Keadaan kelas yang sepi tidak seperti biasanya padahal ini hari senin yang seharusnya semua siswa berada disekolah. Kebanyakan dari mereka meliburkan diri karena besok libur nasional, bisa dibilang ini hari terjepit atau harpitnas, hari kejepit nasional.

Seperti biasa Ruvha duduk dibangkunya dengan ponsel digenggaman yang menampilkan novel online yang sering ia baca. Sejenak ia mencoba melupakan masalah-masalah yang terus berdatangan akhir-akhir ini. Namun ini tidak berlangsung lama, karena kedatangan seseorang yang mengejutkannya dengan menggebrak meja dihadapan gadis itu.

"Lo punya masalah apa sih sama gue?! Selama ini gue diem aja, gue gak ikut campur masalah lo sama Zeris! Kenapa lo ikut campur soal hubungan gue?!" Bentakan keras yang mengejutkan beberapa orang yang kebetulan rajin pada hari ini. Ruvha diam dan mencoba mencerna perkataan Gema yang terlihat marah dihadapannya.

"Gue gak ngerti lo omongin apa." Ujar Ruvha jujur karena ia benar-benar tidak paham arah pembicaraan Gema, apa maksudnya membahas hubungannya dan juga Zeris.

"Gak usah berlagak bego lo! Lo kan yang kasih tau Foral soal hubungan gue sama Mona!" Jelas Gema yang malah membuat Ruvha semakin tidak mengerti, dari mana dia dapat menyimpulkan hal itu, Ruvha yakin Foral sudah jauh lebih dulu tahu mengenai hal itu dibanding dirinya.

"Gue emang tahu soal hubungan lo dengan Mona, tapi bukan gue orang pertama yang ngasih tahu Foral tentang itu." Ruvha bukan sedang membela diri, namun sepertinya ada orang yang mencoba untuk menyudutkannya disini.

"Masih berani lo ngebela diri lo sendiri?! Haha bener kata Zeris, lo itu egois. Bahkan gue juga lo jadiin bahan keegoisan lo itu!!" Ruvha sudah sangat kesal dibuatnya namun ia mencoba untuk menahannya, tidak ada untungnya juga jika ia melampiaskannya kali ini. Namun kata-kata yang keluar dari mulut Gema tidak sepantasnya ia dapatkan, laki-laki itu sudah melewati batas.

"Emangnya lo sendiri gak egois? Lo diem-diem selingkuh dari Foral terus perselingkuhan lo kebongkar lo malah nyalahin orang lain dan bertingkah seolah lo korban dari semua ini." Kesal Ruvha yang semakin muak dengan orang dihadapannya ini, yang hanya bisa menyalahkan orang lain atas kesalahannya.

"Jadi siapa yang lebih egois?" Sambungnya berusaha lebih tenang dan seketika berhasil membungkam Gema yang tak lagi berkutik. Melihat lawan bicaranya yang hanya diam tak lagi menanggapi, Ruvha memilih pergi meninggalkannya.

Tanpa sadar gadis itu tersenyum senang, ia akhirnya memiliki keberanian untuk membalas perkataan orang lain yang menyudutkannya. Walaupun hanya seorang Gema, namun ini menjadi progres yang lumayan bagus menurutnya.

Ia berpikir mungkin kedepannya dia bisa membalikkan perkataan Zeris tanpa takut kepada kedua orang tuanya.

Semoga saja.

.

.

.

.

.

.

Next-

HalayacrepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang