Tragedi

51 3 1
                                    

Malam ini langit terlihat indah dengan taburan bintang serta rembulan yang tak mau kalah. Tidak ada awan hitam yang selalu siap menumpahkan tangisannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 18.45 itu tandanya jika Reiro menepati ucapannya maka laki-laki itu akan datang lima belas menit lagi.

Ruvha, gadis itu sudah selesai bersiap sedari tadi. Dengan gaun selutut berwarna hitam serta hels yang tidak begitu tinggi dan berbagai aksesoris yang menghiasi tubuhnya malam ini. Tidak lupa polesan make up tipis untuk menambah kesan segar pada wajahnya.

Setelah menunggu beberapa saat ia mendengar suara mobil yang datang, bergegas bangkit dan menemui orang yang menjemputnya malam ini.

Didepan rumahnya terdapat mobil hitam yang tampak elegant cocok dengan penampilannya saat ini. Pintu kemudi yang baru terbuka diiringi seorang lelaki tampan dengan jas hitam yang terlihat sangat pas ditubuhnya, siapa lagi kalau bukan Reiro.

Senyuman manis terbit diwajah keduanya dengan Ruvha yang mulai berjalan mendekat. Reiro tak berhenti menatap gadis yang saat ini berdiri dihadapannya tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Reiro? Ayo, entar telat." Ruvha menyenggol lengan Reiro membuatnya tersadar dan mengangguk kemudian. Mereka memasuki mobil dan menuju tempat acara.

Diperjalanan keduanya terus mengobrol dengan berbagai topik yang selalu dapat dimengerti oleh keduanya. Apa ini yang dinamakan sefrekuensi?

Tawa riang memenuhi ruang disekeliling mereka tanpa bisa dibatasi. Namun satu kalimat Reiro berhasil membuat tawa Ruvha berhenti seketika.

"Zeris beneran gak ngajak lo kan?" Tanya Reiro yang entah mengapa membuat atmosfer disekitarnya tiba-tiba berubah. Ruvha tampak berpikir dan menggeleng pelan.

"Dia ngechat gue sih. Tapi kayanya gak mungkin deh dia beneran jemput." Jawab Ruvha tidak ragu sama sekali, mengingat sifat Zeris yang selalu begitu. Sementara Reiro hanya mengangguk menanggapinya.

Sekarang disinilah mereka, ditengah keramaian pesta yang diadakan Yuko. Hiruk pikuk acara dipenuhi remaja seusia mereka membuat suasana nyaman tanpa disadari. Bahkan kali ini Ruvha merasa sangat aman dan damai tanpa lalat-lalat pengganggu yang selalu hadir setiap harinya. Tapi kemana mereka?

Seseorang menghampiri mereka berdua yang tengah menikmati keseruan yang sudah Yuko siapkan untuk para tamu undangannya, dan orang itu adalah Yuko sendiri.

"Haii. Gue nyariin lo daritadi pak ketua, ternyata disini." Ujar Yuko menyapa sembari memukul pelan bahu Reiro.

"Lo yang kemana. Kami mau ngucapin selamat aja lo malah ngilang." Jawab Reiro mengingat sedari tadi ia dan Ruvha berkeliling mencari keberadaan tuan rumah.

"Sorry sorry. Pacar gue baru dateng dari London, jadi gue nemenin dia dulu tadi. Gimana pestanya? Seru kan?" Yuko seorang gadis periang yang memiliki banyak teman mengingat dirinya juga bagian dari osis membuat namanya makin dikenal oleh anak SMA mereka. Tidak dapat dipungkiri pesta ini benar-benar bisa dinikmati karena tidak membosankan dan terdapat beragam sajian mulai dari makanan sampai minuman namun tentu saja mereka dilarang meminum alkohol alhasil tidak ada hal semacam itu disini.

"Oiya... lo Ruvha kan? Jangan sungkan nikmati semua yang ada disini. Gue tau persis cerita lo dan gue gak ngundang orang-orang nyebelin itu, karena gue gak mau acara gue rusak." Kalimat yang terdengar sedikit membuat Ruvha merasa bersalah, karena bagaimanapun hal yang Yuko maksud tentu saja melibatkan dirinya.

Menangkap ekspresi tidak enak dari Ruvha, Yuko buru-buru menggeleng. "Nggak. Bukan lo yang gue maksud. Justru gue ngedukung lo, mereka emang gak ada otak. Gue cuma menyayangkan lo diem aja digituin. Sekali-kali ngelawan gapapa kali." Saat ini Reiro setuju dengan perkataan Yuko dan Ruvha hanya mengengguk sambil tersenyum canggung, namun tetap saja ada hal yang tidak mereka ketahui. Alasan diamnya selama ini. Dan... beberapa hal yang juga tidak gadis itu ketahui.

HalayacrepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang