Kenyataan

102 2 6
                                    

Jam belum menunjukkan tepat pukul tujuh namun laki-laki itu sudah didepan rumah seorang gadis yang siang tadi diajaknya untuk pergi bersama.

Seolah menyadari kedatangannya, gadis itu sudah berada didepan pintu ketika ia keluar dari mobil hitamnya. Sesaat ia terpesona akan kecantikan yang tak pernah membosankan hingga ia melupakan fakta bahwa dirinya masih membutuhkan waktu yang tepat. Jika saja lengannya tidak disentuh gadis itu, dapat dipastikan ia lupa untuk bernapas.

Senyuman manis yang selalu ia suka, menatapnya penuh kegembiraan membuatnya berpikir bisakah waktu berhenti sejenak untuknya.

Sepanjang perjalanan tidak ada keheningan, justru tawa keduanya mendominasi. Entah kenapa setiap topik obrolan mereka mengalir begitu saja. Sampai ketika ia mengingat suatu hal yang sedikit mengganggunya.

"Zeris beneran gak ngajak lo kan?" Reiro bertanya dan seketika hening, membuatnya sedikit melirik kearah gadis yang ekspresinya kini telah berubah. Gadis itu nampak berpikir dan menggelang pelan.

"Dia ngechat gue sih. Tapi kayanya gak mungkin deh dia beneran jemput." Jawaban Ruvha yang sedikit mengejutkan Reiro, ia kira Zeris bahkan tidak akan menawari Ruvha untuk datang bersama. Namun jika mengingat tadi saja ia belum muncul sepertinya yang dikatakan Ruvha memang benar.

Sesampainya disana mereka langsung mencari pemilik acara yang saat ini hilang entah kemana, bahkan setiap orang yang mereka tanya tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Padahal mereka berdua hanya ingin mengucapkan selamat. Tapi ya sudahlah, mungkin gadis bernama Yuko itu senang berkeliling diacaranya sendiri.

Disaat mereka berdua sedang menikmati suasana yang berlangsung tiba-tiba Yuko terlihat berjalan mendekat.

"Haii. Gue nyariin lo daritadi pak ketua, ternyata disini." Ujar gadis itu akrab sembari memukul pelan lengan Reiro.

"Lo yang kemana. Kami mau ngucapin selamat aja lo malah ngilang." Jawab Reiro sedikit kesal, bagaimana bisa sang tokoh utama pesta malam ini justru tidak ada dilokasi acara.

Setelahnya mereka sedikit berbincang dengan Yuko, dan setelah Foral datang terlihat beberapa gadis lainnya mulai mendekat berusaha mengajak Ruvha mengobrol. Mungkin karena tidak ada para pembully yang menjadi ketakutan mereka untuk mendekati Ruvha, karena itu disini mereka berusaha berteman.

Kemana para gadis pembuat keributan itu? Tentu saja Yuko tidak membiarkan mereka merusak acaranya. Mengingat surat undangan sebagai tiket masuk kesini, tentu saja mereka tidak bisa masuk. Meskipun dengan konsep berpasangan tapi pasangannya yang tidak memiliki undangan harus dari luar SMA mereka.

Reiro mengatakan pada Ruvha kalau ia akan bergabung dengan teman-temannya, Ruvha mengerti alasannya tentu saja karena saat ini mereka dikelilingi gadis-gadis yang berusaha mendekatinya. Reiro ingin membiarkannya membaur dan tidak mungkin berdiri ditengah-tengah mereka.

Ketika Reiro tengah berbicara bersama yang lainnya, sekilas ia melihat siluet seseorang yang mengusiknya. Ia melihat jam ditangannya dan ini sudah terlalu terlambat untuk seseorang datang kepesta ini. Namun, berusaha menepis kekhawatiran ia kembali pada obrolannya.

Semua berjalan normal sampai Foral datang dengan terburu-buru dan mengatakan hal yang ia takutkan. "Zeris narik Ruvha gak tau kemana. Disana tadi rame dan mereka ilang dikerumunan orang-orang!!" Dengan panik Foral mencoba menjelaskan.

Tanpa menunggu lama Reiro langsung pergi dan mencari Ruvha disetiap sudut yang ada ditempat ini. Namun nihil, Ruvha sama sekali tidak terlihat.

Ketika ia bingung mau mencari kemana lagi tiba-tiba suara seseorang terdengar. Ia melihat terdapat jendela ditembok sebelahnya dan laki-laki itu memutuskan untuk mendengar apa yang akan orang itu katakan. Seseorang yang sangat ia kenali.

HalayacrepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang