~ 04 ~

57.4K 5.5K 67
                                    

Vote dulu yuk!

Ramaikan dengan komen di setiap part 🤗

Selamat membaca ❤️

( Part Revisi )

°°°

Hatinya bergetar kala mengingat room chat-nya dengan Zidny semalam. Tepat di malam kedua setelah acara, Aska memang menghubungi Zidny lewat pesan. Tak banyak yang disampaikan, hanya sekedar saling menyimpan nomor niat awalnya.

*Flashback on

Aska
Assalamu'alaikum, saya Askary.

Alara
Waalaikumsalam, oke.

Tak ada balasan lagi, hingga tiba-tiba Zidny kembali mengirim pesan.

Alara
Kenapa anak-anak ngga ikut?

Diseberang sana Aska sudah menyangka jika gadis ini akan salah paham.

Aska
Mereka sedang ada les tambahan. Maaf tidak bisa datang.

Alara
Oh aku kira kenapa.

Aska
Besok ada waktu?

Alara
Sepertinya ada, kenapa?

Aska
Saya ingin mengenalkan kamu pada mereka.

Disini Zidny mengerti, ia akan bertemu dengan para bocil.

Alara
Oke, aku tunggu.

Read!

*Flashback off

Aska jadi gugup sendiri, sungguh ia malas mengakui kalau ia sedang jatuh cinta. Bagaimanapun itu sangat tak sesuai dengan sikap dingin yang selalu ia tampilkan. Saat mencintai, Aska bukan tipe orang yang banyak bicara dengan merayu atau lainnya. Ia lebih suka bertindak langsung.

Saat ini ia tengah bersiap untuk menjemput Zidny. Aska berpakaian santai dengan kaos hitam polos disertai celana jeans biru selutut. Dalam tampilan seperti ini takkan ada yang menyangka bahwa usianya telah memasuki kepala tiga.

"Papah mau jemput seseorang dulu. Kalian dirumah yang tenang tunggu Papah pulang." Ujar Aska dengan tegas pada Azam dan Ifa.

Bukan tanpa alasan nada bicara Aska seperti itu. Setiap hari pasti ada saja ulah buah hatinya. Saat ia bercerita dengan sang ibu malah ia yang kena semprot.

"Kamu tuh mikir dong, mereka itu butuh sosok ibu. Kalau cuma sama ayahnya ya kurang lengkap." Omel Maryam pada putranya.

Kedua anak itu akhirnya mengangguk, memahami ucapan ayahnya.

"Good, Papah pergi dulu." Pamit Aska kemudian berjalan keluar rumah.

Anak-anaknya tak sendiri, karena ada asisten rumah tangga dan babysitter. Mbak Yuni namanya. Perempuan berusia 40 tahun yang sudah bekerja sejak mereka kehilangan ibunya.

***

"Umi, udah cocok belum?" Tanya Zidny pada Farida.

Farida menatap putrinya kemudian tersenyum jahil.

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang