~ 29 ~

36.2K 3.5K 78
                                    

Vote dulu yuk!

Jangan lupa follow, sebuah tindakan sederhana yg buat Yana bahagia 🤗

Tandai typo ya

Selamat membaca ❤️

( Part Revisi )

°°°

Aska memegang pinggang istrinya dengan erat, sesekali tangan kekarnya merapikan lipatan kain yang memang sengaja dilekatkan di tubuh istrinya.

Kemben, atau biasa disebut juga korset. Bedanya kalau kemben adalah untaian kain memanjang sekitar 10 meter, sedangkan korset yaitu kain dengan beberapa cantelan kawat agar bisa melekat erat. (Setiap daerah punya nama yang berbeda ya.)

Orang tua jaman dahulu akan menyuruh anak perempuannya yang baru melahirkan untuk menggunakan kemben, katanya supaya perut tidak terlalu meluber kemana-mana. Maka dari itu sudah seminggu ini Zidny rutin menggunakannya.

"Engap deh Mas." Ucap Zidny dengan bibir mengerucut.

"Kita lepas saja." Putus Aska dengan tangan bergerak cepat ingin melepaskan kemben.

"Ya jangan dong! Nurut Umi sama Mamah aja, nggak papa engap demi langsing."

"Baiklah terserah kamu." Balas Aska pada akhirnya.

Entah mitos atau fakta yang jelas Zidny akan ikut saja. Siapa tahu benar, ia tak ingin tambah gembrot dan Aska akan melirik wanita lain di luaran sana.

"Kalau memang tidak kuat menahan engap dan sakit bilang ya? Tidak perlu memaksakan diri." Ujar Aska penuh kelembutan. Semua suami pasti tahu apa yang dipikirkan istrinya saat tubuh yang dulunya ramping berubah menjadi lebih berisi.

"Iya Mas..."

Aska mengangguk kemudian mengecup kening istrinya dengan sayang.

"Bunda! Ayah!" Panggil Azam di pintu kamar kedua orang tuanya.

Ups, soalnya panggilan 'Ayah' keluarga kecil ini sepakat mulai mengubahnya dari kemarin. Azam dan Ifa pun tak masalah. Sedangkan Aska hanya mengikut.

"Kenapa sayang?" Tanya Zidny yang sudah merapikan gamisnya.

"Dedek-nya mau nen." Balas Azam.

"Iya kah? Yuk turun kasian adek kamu kehausan."

Sampai di ruang tamu, rumah sudah ramai. Karena tepat hari ini putranya akan diberikan nama, setelah tali pusarnya lepas kemarin.

"Itu Bunda datang, sst sstt jangan cengeng gitu anak laki ah." Ejek Umi pada cucunya.

Zidny berjalan sedikit cepat, mengambil alih putranya dari gendongan sang nenek. Ia tak tega melihat anaknya menangis sesenggukan terlalu lama.

"Aduh sayang, yuk nen yuk. Zidny ke kamar tamu bentar ya semua." Pamit Zidny sopan.

Aska sedikit menyapa mereka, sebelum akhirnya pergi membuntuti Zidny.

Klek

Suara pintu terbuka membuat Zidny langsung menoleh.

"Kaget ih Mas, kirain siapa yang bisa buka pintu yang udah dikunci Zidny."

Aska tak menjawab, pandangannya langsung turun menatap buah hatinya dan Alara yang tengah mengenyot rakus sumber makanannya.

"Aidan, jadi anak yang baik ya." Ucap Aska tiba-tiba.

Zidny tersenyum haru. Tangannya malah bergerak mengelus rahang tegas suaminya.

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang