~ 14 ~

54.9K 4.9K 51
                                    

Vote dulu yuk!

Komen di setiap part 🤗

Selamat membaca ❤️

( Part Revisi )


°°°

Liburan keluarga kecil Aska akhirnya terlaksana. Anak-anak baru saja sampai siang tadi, diantar oleh Pak Diman. Selain untuk meredakan amarah sang istri, Aska juga ingin menghilangkan penat putra-putrinya yang setiap hari belajar keras. Sederhana memang, hanya menginap dan makan bersama di villa. Tapi semoga dengan quality time ini mereka bisa kembali bugar saat hari senin tiba.

Ifa dan Azam berlari antusias keluar villa. Mereka memutuskan untuk makan siang di taman dekat villa. Tidak seperti taman di tengah kota, taman ini lebih ke suasana hutan yang rindang dan segar. Tapi tanahnya rata karena memang ini tempat wisata, bukan hutan rimba.

"Papah! Disana kan?" Tanya Ifa dengan antusias.

"Iya, jangan lari nanti jatuh." Nasehat Aska hanya pada putrinya, karena Azam sudah berjalan santai di samping Bundanya, tidak lagi berlari bersama Ifa.

Tanpa mendengarkan nasehat orang tuanya, Ifa terus saja berlari ke tempat dimana tikar digelar di bawah pohon. Anak itu senang melihat tempat lapang, tapi suasananya sejuk.

"Awas ja-"

Brukk

Belum selesai himbauan yang Zidny ucapkan, putrinya sudah tersungkur di rumput. Anak itu bahkan menabrak seorang wanita paruh baya hingga oleng ke belakang. Sepertinya jatuh sudah menjadi hobi anak perempuan ini.

Zidny membekap mulutnya dengan telapak tangan. Ia terkejut, bahkan takut kalau sampai wanita itu jatuh dan memarahi Ifa. Tanpa pikir panjang Zidny mendekat, sedangkan Aska dan Azam mengekor dibelakang Zidny dengan raut khawatir yang kentara.

"Ibu tidak papa?" Tanya Zidny sambil memegang bahunya lembut. Ia tidak membantu Ifa karena anak itu tidak oleng sama sekali, justru sekarang ia berlari mendekat ke arah sang Papa mencari pembelaan.

"Tidak papa, adiknya lain kali dijaga ya? Takut jatuh terbentur batu kalau lari-lari begitu." Nasehat wanita paruh itu disertai senyuman.

Kening Aska berkerut, mendengar kata adik yang terlontar dengan lancar dari mulut orang itu. Sepertinya Aska akan dikira sedang mengasuh keponakan dan anaknya. Setua itu kah?

"Ah itu Bu, makasih sebelumnya. Tapi mereka suami dan putra-putri saya. Maafkan Nadhifa ya bu, dia memang ceroboh." Terang Zidny dengan gamblang, agar tidak memperkeruh raut wajah suaminya yang mulai masam. Jangan sampai liburan kali ini malah membuat pria itu badmood.

"Oh-maaf, saya tidak tahu."

"Tidak papa." Balas Aska tersenyum samar, sangat samar. Bisa saja ibu tadi akan mengira dirinya marah.

"Kalau begitu kami permisi dulu." Pamit Zidny kemudian berjalan berdampingan bersama Aska, dengan tangan yang menggandeng anak masing-masing. Azam digandeng Zidny, dan Aska menuntun Ifa. Sudah terlihat suami istri belum ya?

Zidny menelan ludahnya kasar. Nafsu makannya seketika meningkat, saat melihat potongan daging sapi yang dimasak steak di tikar tempat duduk. Disini memang bisa memesan set piknik seperti ini, mungkin agar tidak ribet dan menarik para pengunjung.

"Disini mas?" Tanya Zidny karena takut salah tempat. Kan malu, sudah ingin makan tapi bukan milik sendiri.

"Iya." Balas Aska yang kemudian mengajak istrinya duduk.

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang