Vote dulu yuk!
Komen di setiap part 🤗
Selamat membaca ❤️
( Part Revisi )
°°°
Sebuah ketentuan yang baru Aska dan Zidny ketahui belakangan cukup menjadi solusi saat Aska kembali muntah. Yap ketentuan dari calon bayi mereka, aturannya adalah si Bunda harus memeluk dan mencium dahi sang Ayah berkali-kali. Boom! Seketika morning sickness itu berhenti, dan Aska bisa pergi bekerja.
Awalnya Zidny kesal, karena ia pikir ini hanya akal-akalan si pak tua itu. Namun, fakta yang membuktikan bahwa Aska memang tidak mengada-ada.
Bagaimana Zidny tidak marah, pelukan dan kecupan berlangsung selama tiga puluh menit yang membuat bibir wanita hamil itu kebas. Saat ia ingin istirahat sejenak––untuk tidak mencium kening Aska––sang suami akan merajuk lalu mengancam berbagai hal. Tapi mau bagaimana lagi, mereka harus bisa melewati semua. Begini-begini juga hanya Aska yang mau ia suruh membeli martabak jam 2 pagi.
"Udah ya Mas?" Tanya Zidny walaupun ia tahu bahwa hanya ada penolakan yang Aska berikan.
"Dosa bantah suami, lagian ini keinginan anak kita Alara." Balas Aska dengan mata yang masih terpejam.
"Oke deh."
"Yang ikhlas, nanti dapat pahala." Ujar Aska menasehati.
"Iya Mas, ini ikhlas banget. Penuh cinta malah." Balasan Zidny membuat telinga Aska memerah. Meskipun sudah menikah berbulan-bulan, mereka masih suka saling malu dengan gombalan masing-masing.
Senyum dibibir Zidny tak bisa ditahan lagi. Menggoda pak suami menjadi hobinya dua minggu belakangan. Karena reaksi yang Aska berikan selalu memuaskan. Ya begitu, sok cool tapi aslinya baper.
"Kok merah mas telinganya?" Tanya Zidny dengan raut khawatir, tentu saja itu hanya pura-pura.
"Dingin." Balas Aska singkat, tanpa ekspresi.
Dasar suaminya ini, gengsi nomor satu. Kenapa ngga balas gombalan adek coba? Hihi.
Sejak Zidny memasuki masa kehamilan, baik dirinya maupun Aska memiliki keinginan untuk terus berdekatan. Sehingga, hampir setiap saat mereka bertemu––kecuali saat Aska bekerja dan urusan mendadak lainnya.
Orang tua juga mensuport penuh segala keputusan mereka. Mulai dari dokter pilihan Zidny dan lain sebagainya. Meskipun memutuskan sendiri, namun Zidny tetap mempertimbangkan saran dari Umi dan Mama mertuanya. Bagaimanapun mereka jauh lebih berpengalaman daripada dirinya yang masih awam dengan hal begini.
"Besok check up kandungan ya Mas." Ujar Zidny dengan tangan masih memeluk erat tubuh besar suaminya.
"Mas temani." Balas Aska dengan cepat.
"Harus, emang siapa yang buat Zidny hamil begini." Ujar Zidny dengan garang.
Mood Zidny memang mudah berubah, ia menjadi gampang tersinggung dan cepat marah. Namun, Aska yang memang pada dasarnya sabar sama sekali tidak merasa keberatan dengan segala perubahan sikap itu. Ia senang, ini adalah bagian yang harus dinikmati.
"Iya Alara, jangan marah." Sahut Aska dengan lembut. Pria itu menyerukkan kepalanya pada leher Zidny, mencium lamat-lamat aroma parfum buah disana.
"Iya, udah siang berangkat ngajar Mas. Ganti baju, itu udah Zidny siapin." Ujar Zidny mengingatkan Aska bahwa hari ini ia harus mencari nafkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Mom!
General FictionCERITA HANYA TERSEDIA DI WATTPAD SECARA GRATIS, KUY BACA!! Cerita ini nggak jadi diunpublish, selamat membaca ya. Ini bukan karya pertama, tapi cerita New Mom inilah yang berhasil aku selesaikan dan cukup ramai pembaca. Terimakasih atas dukungan kal...