~ 17 ~

49.7K 5.1K 31
                                    

Vote dulu yuk!

Komen di setiap part 🤗

Selamat membaca ❤️

( Part Revisi )


°°°

Malam hari seusai makan malam Aska kembali ke kamar, padahal biasanya ia akan ikut menonton TV sebentar bersama anak-anak. Zidny yang penasaran, akhirnya menyusul Aska ke kamar.

Terlihat Aska tengah mengerjakan sesuatu di laptopnya. Karena tak ingin mengganggu Zidny diam saja di pojok ranjang, sambil menatap sang suami. Aska lama-kelamaan mulai salah tingkah, dan ia langsung menutup laptopnya tanpa pikir panjang.

"Udah?" Tanya Zidny yang heran. Padahal baru sekitar 5 menit, apakah pekerjaan Aska semudah itu?

Tanpa menjawab Aska bergerak mendekat, mensejajarkan duduknya dengan Zidny. Lama mereka terdiam membuat bibir rewel Zidny gatal.

"Ada apa si Mas, diem mulu." Kesal Zidny dengan bibir mencebik.

"Ada yang mau kamu ceritakan?" Tanya Aska dengan nada tajam.

Mata Zidny menyipit, memikirkan hal apa yang sekiranya belum ia beritahukan pada Aska. "Nggak ada tuh." Balas Zidny tanpa beban.

"Nggak ada?" Tanya Aska sekali lagi memastikan. Jangan tanya bagaimana sorot matanya, yang jelas cukup membuat Zidny bergidik ngeri.

"Jangan main tebak-tebakan Mas, Zidny nggak pandai. Langsung tanya aja." Ujar Zidny yang mulai malas dengan desakan Aska.

Aska menghembuskan nafasnya pelan mengahalau rasa kesal yang tengah menggerogotinya."Soal Azam, Alara." Ucap Aska akhirnya.

Mata Zidny membulat kaget, meskipun di mata Aska lucu tetap saja ia sedang kesal.

"Oh–itu mas. Ya gitu deh ceritanya." Sahut Zidny dengan asal, karena perempuan itu tau bahwa Aska sudah mengetahui secara detail bagaimana kejadiannya.

"Nggak mau ceritain?" Tanya Aska yang masih berbaik hati.

"Tapi Mas janji jangan marah sama Azam ya?" Ujar Zidny yang dibalas anggukan samar oleh suaminya.

Zidny menceritakan bagaimana kejadian yang sebenarnya. Meskipun Aska memiliki informan entah itu Pak Diman atau yang lain, tetap saja cerita Zidny akan berbeda karena ada perasaan seorang ibu yang ia sertakan di dalamnya. Entah itu mengenai si kaleng rombeng dan sebagainya. Siapa tahu setelah mendengar penjelasan dari Zidny, hukuman Azam sedikit berkurang.

"Jadi gitu, Azam nggak sepenuhnya salah kan mas?" Ujar Zidny setelah dirinya bercerita panjang lebar.

"Hm, tetap saja memukul tidak bisa dibenarkan." Final Aska yang membuat Zidny merengut.

Tangan mungilnya memegang lengan kekar Aska dengan lembut. Berusaha mengambil hati sang suami, agar tidak terlalu keras dalam menghukum putranya.

"Jangan kasar-kasar ya?" Bujuk Zidny dengan menggoyang-goyangkan lengan Aska. Mata perempuan itu mulai berkaca, membayangkan Azam si galak akan di unyel-unyel ayahnya.

"Hsst, nggak usah nangis." Ujar Aska yang kemudian melepaskan pegangan Zidny pada tangannya, mengganti dengan pelukan hangat.

Setelah istrinya tenang ia kembali bersuara."Mendidik anak itu susah Alara. Jangan samakan saat kita memelihara kucing, yang setiap kesalahannya bisa kita benarkan atau anggap lucu." Ujar Aska sambil mengelus punggung istrinya.

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang