~ 09 ~

53.3K 5.1K 46
                                    

Vote dulu yuk!

Komen di setiap part 🤗

Selamat membaca ❤️

( Part Revisi )

°°°

Zidny memilin jari mungilnya dengan gusar. Hari ini, hari dimana ia akan menjadi milik orang lain. Bukan tanggung jawab Umi dan Abinya lagi. Pernikahan mereka digelar dengan cukup mewah, walaupun Zidny sudah menolak berkali-kali tapi dengan tegas Aska menentang. Bagaimanapun ini adalah pernikahan pertama dan harus menjadi terakhir Zidny.

Sayup-sayup terdengar suasana di luar kamar sedikit riuh. Mungkin ijab kabul akan segera dilaksanakan.

"Sebentar lagi kamu akan menjadi istri Askary, Umi senang." Ujar Farida dengan senyuman, namun matanya tak bisa berbohong bahwa ia tengah kehilangan putrinya.

"Umi, adek sering main kesini kok. Masih satu kecamatan juga, jangan sedih gitu." Gurau Zidny berusaha menghibur ibunya.

Farida tersenyum hangat, seolah mengamini ucapan anaknya.

***

Aska masih tetap dengan wajah datarnya. Meskipun sesekali bibir itu melengkung, sekedar menghargai para tetua. Memang bukan pernikahan pertama, tapi rasanya akan tetap gugup. Mengingat ia akan meminang gadis yang begitu ia cintai.

"Sudah bisa kita mulai?" Tanya Pak penghulu. Semuanya mengangguk.

"Baiklah kita mulai."

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Askary Baqel Dilbar bin Surya Dilbar dengan anak saya yang bernama Alara Zidny Bahira dengan maskawinnya berupa seperangkat alat salat dan uang tunai $ 26.122 dibayar, tunai." ujar Abbas dengan tegas.

"Saya terima nikah dan kawinnya Alara Zidny Bahira binti Abbas Muyassir dengan maskawin yang tersebut, tunai." Balas Aska dengan lantang.

"Para saksi bagaimana, SAH?!"

"SAH!!" Balas semuanya serentak.

"Alhamdulilah."

Didalam kamar Zidny sudah meneteskan air matanya tanpa sadar. Bukan sedih, ia hanya terharu.

"Yuk, turun udah ditunggu suami kamu."

Mereka turun bersama dengan Zidny yang dituntun oleh uminya. Pandangan mata seketika tertuju pada gadis dengan kerudung lebar itu. Zidny belum menggunakan cadar, sehingga mereka masih bisa menyaksikan betapa indahnya wajah rupawan miliknya.

Aska bahkan sampai tercengang. Melihat bagaimana sempurnanya sang istri.

"Sabar." bisik Surya menjaili putranya. Aska langsung mengalihkan pandangannya dan berdehem pelan.

Proses berjalan seperti pada umumnya, Zidny mencium tangan sang suami. Dan Aska yang mengecup kening istrinya. Mereka sampai gemetar sangking bahagianya. Apalagi Zidny, ini kali pertama laki-laki yang bukan mahram menyentuh ah-ralat bahkan mengecupnya. Sekarang tidak akan berdosa, karena mereka sudah sah baik secara agama maupun hukum.

"Assalamu'alaikum istri." Bisik Aska pelan, sangat pelan hanya bisa didengar mereka berdua.

Wajah Zidny sudah bersemu, kalau menjawab salam bukan hal wajib ia pasti akan memilih diam.

"Wa-wa'alaikumsalam Mas." Balas Zidny dengan terbata. Astaga tak terbayang betapa malunya ia saat ini.

Aska tersenyum lebar dalam hati. Mana mungkin ia akan berbagi senyum disini, didepan banyak orang.

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang