~ 13 ~

54.6K 4.9K 19
                                    

Vote dulu yuk!

Komen di setiap part 🤗

Selamat membaca ❤️

( Part Revisi )

°°°

Zidny masih tetap berkuliah, karena Aska memang tidak melarangnya. Meskipun disibukkan dengan penyusunan skripsi, Zidny tak lupa memperhatikan keluarga kecilnya. Sebenarnya kuliah yang masih beberapa kali daring membuat Zidny memiliki banyak waktu dirumah. Hanya saat ia pergi belajar saja anak-anak akan bersama Mbak Yuni sementara, selain itu Zidny lebih sering mengajak anaknya.

Dalam seminggu ia mempunyai minimal 9 jam untuk memperbaiki dan menyusun skripsinya. Setiap Senin, Rabu, dan Sabtu perempuan itu akan pergi bertemu Aqila entah itu dirumah sang sahabat ataupun di kafe. Tiga jam yang ia punya akan dimanfaatkan sebaik mungkin, agar tugasnya cepat selesai. Sehingga dirumah ia hanya perlu revisi tipis-tipis. Hari belajar bersama bisa berubah-ubah sesuai dengan keadaan mereka masing-masing. Karena terkadang ada yang berhalangan hadir.

"Orang bakal ngira lo nggak kuliah tau Zid." Ujar Aqila yang dibalas kernyitan dahi oleh perempuan di depannya.

"Ya kayak tertata banget gitu, kasih sayang ke keluarga cukup dan skripsi kuliah juga beres." Terang Aqila.

"Ya gitu harus pinter-pinter kitanya."

Saat ini mereka tengah menikmati waktu break belajar 10 menit, hanya untuk bercerita dan menikmati pesanan di kafe Melati.

"Suami lo baek kan?" Tanya Aqila menyelidik. Karena sedari tadi raut Zidny terlihat kurang baik.

"Baik si."

"Kok ada 'si' nya? Cerita aja kalau lo mau."

"Gue tau nggak baik umbar masalah rumah tangga. Tapi kali ini gue butuh saran dari pihak ketiga yang bisa dipercaya. Lo mau dengerin?" Tanya Zidny terlebih dahulu memastikan.

Zidny mulai bercerita garis besar masalah yang sedang ia alami. Tidak detail, tapi cukup untuk dimengerti.

"Agak sebel si gue sama cowok yang terlalu baik begini." Gumam Aqila.

Zidny membenarkan ucapan sahabatnya itu. Nyatanya suami yang terlalu baik ke semua orang membuat hati kita jadi was-was. Bukan masalah lelakinya, tapi lebih ke wanitanya. Bisa saja sang wanita baper kan karena sudah dibantu.

"Terus gue harus gimana?"

"Saran gue nih, kalau emang lo cocok ya dipake. Kalian bicarain baik-baik, kalau emang suami lo bisa dibilangin ya alhamdulilah. Kalau masih ngotot mau bantu dengan turun tangan langsung ya gimana ya.. terserah lo deh mau diapain." Saran Aqila dengan sedikit tak enak hati.

"Hmm bener juga. Tapi kalau gitu gue keliatan cemburuan ngga si? Kan katanya laki-laki suka risih kalau di posesif-in." Ujar Zidny dengan bibir manyun.

"Kalau beneran cinta malahan seneng kali pasangannya cemburu. Karena terbukti cinta." Balas Aqila yang memang ada benarnya juga.

"Oke gue coba." Final Zidny.

Usai menyelesaikan perbincangan, mereka kembali belajar dengan serius. Hingga pukul 3 sore nanti niatnya.

Setelah Azam memberikan coklat tadi siang, jujur saja perasaan Zidny lumayan membaik. Buktinya ia bisa fokus belajar saat ini. Setelah makan siang bersama putra-putrinya barulah perempuan itu pergi ke kafe bertemu Aqila. Ia sudah berpesan agar anak-anak tidak melewatkan waktu tidur siang. Bagaimanapun mereka sudah lelah bersekolah dan main, pasti membutuhkan waktu istirahat yang cukup.

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang