~ 35 ~

45.9K 3.2K 70
                                    

Vote dulu yuk!

Ramaikan dengan komen juga🤗

Selamat membaca ❤️

(Part Revisi)

°°°

Mulut Zidny sibuk mengunyah potongan keripik, dengan sesekali membalas keluhan sahabatnya melalui telepon. Siapa lagi kalau bukan Aqila.

"Gue lagi kesel pokoknya!" Ujar Aqila.

"Ya buruan cerita yang jelas, jangan cuma kesel-kesel doang." Balas Zidny sambil merotasikan bola matanya jengah, walau Aqila tak bisa melihatnya.

"Gue sengaja kerja di toko bunga supaya nggak perlu mikirin akuntansi yang bikin pusing. Tapi malah Bos-nya resek banget minta ampun. Bawel juga lagi, gimana kepala gue ngga pecah." Keluh Aqila dengan ngotot.

Jangan percaya kata-kata Aqila. Semuanya wajar terjadi karena toko bunga tempat Aqila bekerja bukanlah tempat kecil. Melainkan suplier yang sudah kirim kemana-mana. Ya jelas lah akan capek, tapikan gajinya juga lebih besar.

"Bos lo wajar bawel, orang toko segede gaban pasti banyak yang harus diurus dan harus perfect juga."

"Lo mah nggak ada bela-belainnya ke gue."

"Ya terus lo maunya gimana? Keluar kerja gitu."

"Nggak gitu juga sih."

"Tahan-tahan deh lo. Gajinya lumayan kan."

"Besar si apalagi gue yang awal-awal kerja gini."

"Nah itu tau. Gue mau ke puncak liburan, kalau lo telepon nggak bisa berarti nggak ada sinyal ya."

"Asik bener lo, jadi pengin dinafkahin aja deh."

"Sana sama bos rewel lo."

"Jangan sampai!!!" Pekik Aqila membuat Zidny terkejut.

Perbincangan mereka berlanjut hanya sampai 20 menitan, karena Aidan yang terbangun dan menangis kelaparan.

"Temen kamu?" Tanya Aska dengan tangan bergerak memperbaiki kerudung instan Zidny.

"Iya si Aqila, Mas kalau mau cemilan di kantong keresek warna putih itu ya."

"Iyaa."

Aska, Zidny, Mbak Yuni dan anak-anak berada dalam satu mobil dengan Pak Diman yang menyupir di depan. Sedangkan orang tua Zidny dan Aska mengekor di belakang mobil mereka. Sayang sekali, Abanngnya tak bisa ikut. Paling nanti akan video call saja.

***

Zidny mendekap erat Aidan yang berada dalam gendongannya. Di puncak segar, tapi sepertinya kurang cocok untuk anak-anak.

"Mas, anak kita nggak kedinginan disini?" Tanya Zidny was-was.

"Villa ini sudah di desain dengan penghangat ruangan di setiap kamar."

Mendengar penuturan Aska perempuan itu bernapas lega. Ia hanya takut Aidan, Ifa dan Azam akan pilek dadakan.

Ngomong-ngomong soal Villa katanya sih punya Ayah mertua alias bapaknya Aska. Zidny benar-benar tidak habis pikir dengan keluarga Aska, sederhana yang dimaksud mereka itu apa sih!

"Biar Mas yang taruh di ranjang, kamu ke halaman belakang aja bantu siap-siap barbaque-an." Ucap Aska sembari mengambil Aidan dari gendongan istrinya. Kalau kalian tanya dimana Mbak Yuni? Wanita itu sedang mengambil barang anak-anak di mobil jadi Aska yang akan meletakkan Aidan di kamar.

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang