~ 10 ~

60K 5.3K 21
                                    

Vote dulu yuk!

Komen di setiap part 🤗

Selamat membaca ❤️

( Part Revisi )

°°°

Semalam sungguh tidak terjadi apa-apa. Mereka tidur berdua, ya hanya sebatas itu.

Pagi ini dengan telaten Zidny menyiapkan pakaian kerja sang suami. Tak lupa membantu para ibu memasak di dapur. Zidny ya Zidny gadis petakilan yang suka berlari kesana kemari. Gamis panjang sama sekali tidak membuatnya kesulitan.

Brugh!!

Dan gadis itu jatuh, karena tersandung sandal rumahan di depan pintu kamar. Suara yang terdengar cukup keras, sampai-sampai membuat Aska berlari dari arah kamar mandi. Terlihat disana Zidny tersungkur di lantai marmer, dengan mata berkaca-kaca.

"Huaa, sakit mas!" Teriak Zidny disertai sesenggukan. Untung saja kamar ini kedap suara sehingga orang diluar tidak akan mendengar kegaduhannya.

Tanpa banyak bicara Aska mengangkat istrinya, membawa gadis itu keatas ranjang. Sangking histerisnya Zidny melihat lebam di kakinya, gadis itu tidak menyadari kalau saat ini Aska hanya mengenakan sehelai handuk putih.

"Ssttt, tenang ya." Bisik Aska menenangkan, setelah agak reda pria berusia 33 tahun itu melangkah menuju meja mencari salep.

"Pelan-pelan mas!" Ujar Zidny dengan mata yang membulat. Bagaimana bisa Aska mengoleskan tanpa perasaan begitu.

"Ini udah pelan." Kekeuh Aska kemudian melanjutkan mengoles dengan khusyuk. "Ngga usah turun masak dulu, Umi sama Ibu pasti maklum." Lanjut Aska yang dibalas anggukan oleh istrinya.

Zidny diam menatap punggung lebar dihadapannya tanpa berkedip. Aska tengah memasang kemeja, setelah sebelumnya ia memasang celana di kamar mandi. Tanpa bisa Zidny cegah mata bulatnya terus menatap intens tubuh sang suami. Aska yang sadar Alara sedang terpesona, malah sengaja melambatkan gerakan mengancing kemejanya.

"Alara, iler kamu netes." Aska berucap dengan lantang membuat Zidny terbangun dari lamunan. Tangan gadis itu langsung saja mengelap bibirnya. Tidak ada apa-apa!

"Mas jahil banget." Ketus Zidny dengan tatapan sinis.

Aska memilih tak menanggapi kekesalan istrinya. "Ayo sarapan, saya bantu." Ujar Aska. Dengan cepat Zidny merentangkan tangan, berniat menjahili balik Aska.

"Pasti mas ngga akan berani gendong aku sampai depan, kan dia gengsi-an." Gumam Zidny dalam hati.

Dahi Aska berkerut, tanda terkejut melihat kelakuan random didepannya. Namun, raut itu hanya bertahan beberapa detik sebelum ia melangkah mendekat.

"Go up fast. (Cepat naik)" Tutur Aska dengan santai.

Mata gadis itu membulat, lalu dengan cepat menurunkan tangannya yang tadi terentang. Tidak bisa, Aska jauh lebih cepat. Pria itu meletakkan tangannya pada ketiak sang istri, dan mengangkat tubuh Zidny. Mengendongnya seperti anak kecil, gaya koala.

Duk duk!

Zidny memukul lengan kekar suaminya dengan keras. Tapi bagi Aska itu bukanlah apa-apa. Bagaimanapun ia jauh lebih kuat daripada sang istri. Aska akui Zidny memang lebih bertenaga dari perempuan kebanyakan, terlihat dari lengannya yang sedikit memerah.

"Mas! Zidny bercanda. Jangan bilang mau gendong sampai kebawah. Zidny ngga mau mas malu!" Tolak Zidny dengan tubuh bergoyang kesana kemari.

"Diam Alara, nanti kamu jatuh." Aska berbicara dengan penuh tekanan, yang membuat Zidny langsung diam. Tidak bisa dipungkiri Zidny masih kesal, dilihat dari bibir manyun itu semua orang bisa tahu kalau suasana hatinya buruk.

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang