~ 25 ~

38.6K 3.9K 43
                                    

Vote dulu yuk!

Komen di setiap part 🤗

Selamat membaca ❤️

( Part Revisi )

°°°

"Sudah saya katakan jangan mengganggu keluarga saya." Ucap Aska dingin. Pada siapa lagi kalau bukan Putri.

"Aku cuma pengen silaturahmi Bang!" Elak Putri dengan suara lantang tanpa takut.

Sorot mata Aska semakin tajam saja, ditambah melihat tingkah manusia di hadapannya itu.

"Saya tahu semuanya, jangan salah melangkah sebelum kamu menyesal." Setelah mengucapkan kalimat penuh ancaman itu Aska berdiri bersama para bodyguard meninggalkan restoran.

"...."

Putri hanya diam menatap kepergian Aska, dengan pandangan kosong.

***

Di dalam mobil ponsel Aska berdering, jarinya menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Iya Alara, kenapa?" Tanya Aska.

"Mas dimana?"

"Ingin kembali ke kantor."

"Darimana tadi?"

"Bertemu seseorang, nanti saya ceritakan."

Setelah beberapa menit berbincang sambungan telepon itu terputus.

"Langsung pulang saja Pak." Pinta Aska pada sang supir. Ia harus segera pulang sebelum istrinya semakin salah paham. Aska menebak kalau Alara sudah tahu tentang pertemuannya dengan istri almarhum temannya itu.

Pak Diman hanya mengangguk, mengiyakan perintah Tuannya dengan cepat.

***

Zidny sedang misuh-misuh sendiri dari tadi. Sebelum ia menelpon Aska, Zidny dikirimi foto suaminya yang sedang menemui Putri. Tak sengaja Aqila memang sedang makan di sana juga. Sebagai sahabat yang baik hati dan tidak sombong, tentu saja Aqila memotret lalu melaporkannya pada Zidny.

"Mas pulang jam berapa ya." Gumam Zidny dengan mata terus memandangi jam di dinding.

Bahunya merosot kebawah, saat mengira Aska akan kembali ke kantor dan pulang saat sore nanti. Ia sudah tidak sabar menunggu penjelasan suaminya.

"Bunda mau disuapin boleh?" Tanya Ifa membuat Zidny menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka.

"Boleh sayang ayuk ke depan." Ajak Zidny pada putrinya agar tidak makan di kamar.

Sesampainya di ruang TV, Zidny menyuapi Ifa dengan tangan. Memasukkan nasi dan lauk ke dalam mulut mungil gadis itu. Saat sedang menyuap, Azam yang duduk di samping Ifa tiba-tiba ikut membuka mulut lebar.

"Azam mau?" Tanya Zidny yang dibalas anggukan semangat oleh putranya.

Dengan cepat Zidny mengambil alih piring Azam, jadilah ibu muda itu menyuapi dengan dua piring dihadapannya.

Ia sama sekali tidak merasa direpotkan, ini yang Zidny harapkan dari dulu. Anak-anak yang mudah diatur dan sayang pada dirinya. Jangan ditanya bagaimana rasanya saat Azam selalu tak acuh padanya dulu. Meskipun ibu sambung tetap saja ia sakit hati. Untung sekarang semua sudah berubah, Zidny merasa sangat senang.

"Assalamu'alaikum."

Suara Aska membangunkan lamunan Zidny. Rupanya pria itu sudah kembali. Hanya berjarak sekitar 30 menit dari waktu mereka memutuskan telepon tadi.

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang