Vote dulu silahkan kawan!
Selamat membaca ❤️
(Part Revisi)
°°°
Lima tahun berlalu begitu cepat. Mereka sekeluarga menikmati dalam mengurus anak bayi yang sekarang berusia 5 tahun. Baik Azam maupun Ifa sangat antusias mengamati pertumbuhan adik kecilnya. Mulai dari tumbuh gigi, berbicara bahkan sampai Aidan bisa berlari secepat sekarang.
Kerusuhan dan pertengkaran kecil tidak bisa terhindarkan. Namanya juga anak kecil, yang masih suka merasa cemburu dan marah karena masalah sepele. Disinilah Azam sebagai kakak berusaha menengahi mereka, membantu membuat keputusan yang sama-sama menyenangkan bagi keduanya.
Zidny sangat merasa terbantu dengan keberadaan putranya. Semakin beranjak remaja, Azam tumbuh dengan pemikiran super dewasa. Apa karena punya dua adik ya? Entahlah.
"Sudah setahun kamu disana, nyaman?" Tanya Aska dengan sesekali menyesap tehnya. Ngomong-ngomong soal teh, Aska terpaksa meminumnya karena dibatasi menikmati kopi. Diusianya yang baru menginjak 39 tahun, sang istri sudah mewanti-wanti agar Aska tak terlalu banyak minum dan makan yang tidak sehat.
Memang dikategorikan masih muda, tapi Zidny ingin suaminya bisa menjaga tubuh mulai sekarang. Aska yang biasanya minum kopi sehari lebih dari 2 kali, sekarang hanya bisa minum 1 kali dalam sehari. Awalnya sangat menyiksa, namun lama kelamaan pria itu terbiasa.
Mau bagaimana lagi daripada dicueki istri mending begini. Jatah lancar, hidup pun senang. Iya kan? Hehe.
"Nyaman Yah, Azam suka." Balas Azam.
Azam yang sering bersekolah di negeri tiba-tiba ingin mencoba suasana baru dengan masuk SMA swasta favorit di kotanya.
"Bagus, pertahanan nilai kamu juga. Ayah nggak suka pendidikan buat main-main." Tambah Aska yang diangguki putranya.
"Azam pinter gitu main-main dari mananya sih Mas." Ujar Zidny kemudian duduk di samping suaminya.
"Mas hanya menasehati."
"Iyaa Mas, eh adek kamu pada kemana nih? Ifa juga udah kelas 5 masih suka nunda PR." Zidny berkata dengan pandangan melongok ke arah pintu siapa tahu mereka di halaman.
"Lagi main sama Delon Bun, biasa. Untuk PR biar Azam ajarin nanti abis mandi sore aja."
"Oke sip." Zidny mengacungkan jempolnya, setuju dengan saran Azam.
***
Rumah Delon yang hanya berjarak beberapa meter membuat Zidny tak terlalu was-was melepas mereka. Pagar rumah mereka juga tinggi, disertai satpam. Lumayan bisa ikut memperhatikan anak-anak siapa tahu mereka keluar menuju jalan.
"Udah jam 4, kamu nggak mau pulang mandi?" Tanya Delon dengan pandangan jengah. Berteman dari TK dengan Ifa membuatnya sangat hafal kelakuan sahabatnya itu.
Suka menunda segala hal.
Entah itu mandi, pekerjaan rumah, dan masih banyak lagi. Kalau sudah sore begini pasti Ifa akan mengajak adiknya untuk main ke rumah Delon demi menghindari kewajibannya. Maka dari itu sekarang Delon tengah berusaha mengusir anak perempuan dengan kuncir dua di hadapannya.
"Bentar, nunggu kakak kesini." Balasnya santai sambil menyusun potongan puzzle.
Aidan yang hanya ikut-ikut saja malah sedang memakan kue sus isi coklat sambil menonton film kartun. Lihatlah mereka, sudah seperti di rumah sendiri kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
New Mom!
General FictionCERITA HANYA TERSEDIA DI WATTPAD SECARA GRATIS, KUY BACA!! Cerita ini nggak jadi diunpublish, selamat membaca ya. Ini bukan karya pertama, tapi cerita New Mom inilah yang berhasil aku selesaikan dan cukup ramai pembaca. Terimakasih atas dukungan kal...