Vote dulu yuk!
Komen di setiap part 🤗
Selamat membaca ❤️
( Part Revisi )
°°°
Pukul 3 sore anak-anak sudah bangun dari tidur siangnya. Dengan muka bantal Ifa menuruni tangga memindai setiap sudut ruangan, seperti mencari sesuatu.
"Ifa." Panggil Azam dari arah belakang.
Tak ada sautan, gadis itu masih sibuk mencari. Azam mendekati sang adik dengan tangan yang masih mengucek matanya pelan.
"Cari apa?" Tanya Azam lagi. Kali ini bibir Ifa terbuka, sepertinya akan menjawab.
"Tante." Balas Ifa singkat, yang membuat Azam langsung cemberut.
Bagaimana ia bisa terus menolak kalau adiknya begitu menyukai perempuan berhijab itu. Kebahagiaan Ifa bahkan selalu menjadi prioritasnya, semenjak sang ibu meninggal.
"Loh udah bangun sayang?" Tanya sebuah suara dari arah pintu belakang rumah.
Senyum Ifa langsung mengembang, melihat sosok cantik di ujung sana. Tanpa diberi tahu pun, pasti semua tahu bahwa itu Zidny.
"Tanteee!" Teriak Ifa sambil berlari menuju Zidny.
"Ifa jangan la–" Ujar Azam ikut berteriak.
Brukkk
Terlambat. Gadis kecil itu sudah terjatuh, dengan lutut yang tergesek cukup keras pada potongan lego mainan.
Seketika suasana hening, terkejut dengan jatuhnya putri Aska itu. Suara tangisan membuat Zidny dan Azam berlari membantu Ifa berdiri.
"Hiks, sakit Tan. Kakak... Ifa sakit. Ini gimana!" Ujar Ifa histeris saat melihat ada luka kecil disertai darah.
Walaupun tak seberapa, tapi Ifa hanyalah anak kecil yang saat melihat darah di tubuhnya akan takut dan menangis keras. Zidny dengan cepat membawa Ifa kedalam pangkuannya. Mengelus pelan rambut berkeringat gadis itu.
"Suutt, tenang ya sayang? Anak pinter kan ngga boleh cengeng." Bisik Zidny tepat di telinga Ifa.
Panik? Jelas. Zidny takut anak Aska yang satu ini akan kenapa-kenapa. Coba saja kalian disuruh jaga ponakan terus nangis, pasti panik kan? Takut dituduh yang engga-engga.
"Semoga cepet diem, gue takut dimarahin Mas Aska. Khawatir juga badannya sakit karena mencolot gitu." Rapal Zidny dalam hati.
Azam hanya bisa menepuk-nepuk pelan punggung adiknya. Berusaha menenangkan. Ucapan Zidny cukup berpengaruh pada suasana hati Ifa. Buktinya gadis itu sedikit terdiam walaupun masih sesenggukan.
Azam sedikit menatap takjub Tante didepannya, karena mampu menenangkan Ifa hanya dengan kata-kata sederhana. Tapi tetap Azam masih belum menyukai Tante satu ini.
"Nah gitu, pinter deh. Kayak princess." Puji Zidny yang membuat Ifa mendongak dan kembali tersenyum.
"Princess yang pake gaun bagus itu Tan?" Tanya Ifa dengan hidung dan pipi yang masih merah. Sungguh sangat menggemaskan.
"Iya dong, cantik banget kan? Sama kayak Ifa." Balas Zidny dengan tangan yang tak henti mengusap puncak kepala Ifa.
"Eh Ifa sini dulu sama Kak Azam ya. Tante mau ambil kotak obat, harus diobatin supaya lukanya ngga tambah parah." Bujuk Zidny.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Mom!
General FictionCERITA HANYA TERSEDIA DI WATTPAD SECARA GRATIS, KUY BACA!! Cerita ini nggak jadi diunpublish, selamat membaca ya. Ini bukan karya pertama, tapi cerita New Mom inilah yang berhasil aku selesaikan dan cukup ramai pembaca. Terimakasih atas dukungan kal...