~ 33 ~

33.1K 3.3K 22
                                    

Vote dulu yuk!

Komen banyak-banyak dong hehe

Selamat membaca ❤️

(Part Revisi)

°°°

Katanya seorang ibu menyusui yang makan pedas akan berdampak pada anaknya. Awalnya Zidny tidak terlalu yakin, tapi setelah kejadian hari ini sungguh ia memang harus manut pada Umi, suami dan Mama mertuanya.

"Tapi aman kan dok?" Tanya Farida dengan raut khawatir.

"Tidak apa-apa, ini hal biasa. Karena kurangnya pengetahuan, jadi saya berharap keluarga bekerja sama dalam menjaga anak bayi ya Bu. Tidak boleh saling menyalahkan nantinya. Bisa dibawa pulang setelah mengurus administrasi ya." Balas dokter anak yang bernametag Larasati itu sambil tersenyum ramah.

Aidan diare, dan semua orang panik karena anak itu terus menangis. Jadilah mereka sepakat membawanya pada yang lebih ahli yaitu dokter anak.

"Iya Dok terimakasih." Balas Farida sebelum dokter tadi pamit pergi.

Aska, Zidny, dan anggota keluarga yang lain menghembuskan nafasnya lega. Zidny sudah ketar-ketir, ia harus siap kena marah Pak Suami nanti. Kalau sudah berhubungan soal anak, pria satu itu memang sedikit lebih tegas dari biasanya.

***

Zidny menggigit bibirnya dengan perasaan gusar. Ia lebih baik diceramahi panjang lebar daripada didiamkan seperti ini. Asalkan diceramahi Aska ya, kalau Uminya sih nggak mau soalnya nakutin.

"Plis gue takut bener liat mukanya. Kayak bukan suami gue huhuu." Sedih Zidny dalam hati.

Aidan sudah tidur di kamar tamu ditemani nenek dan omanya. Sementara di kamar tamu karena mereka tak ingin berlalu lalang di kamar Zidny. Sedangkan para kakek memilih untuk menonton siaran bola di ruang TV.

Dirinya malah disini, beberapa menit yang lalu ia mendatangi kamar berniat membujuk suaminya. Namun, melihat raut tak mengenakan yang ditunjukkan Aska membuat Zidny bergidik ngeri. Sungguh, marahnya orang yang jarang marah akan sangat menakutkan.

"Mas.." Cicit Zidny pelan. Kerongkongannya seakan tercekat, untuk sekedar meminta maaf saja ia tak sanggup.

Aska masih diam, tidak menoleh sama sekali. Pria itu menyibukkan diri dengan layar laptop di depannya. Entah sedang mengetik apa. Mungkin pekerjaan.

Zidny mengatur nafasnya, ia harus berani. Kalau bukan ia yang memulai siapa lagi. Dirinya juga yang bersalah.

"Yok semangat yok! Robohkan pertahanan Pak Suami." Tekan Zidny dalam hati lagi-lagi.

Zidny berjalan mendekat, mendudukkan diri tepat di samping tubuh Aska. Jarinya mencolek pelan lengan kekar suaminya.

"Mas, maafin Alara ya..."

Tubuh Aska menegang, bukan karena sentuhan istrinya. Melainkan ucapan yang baru saja Zidny lontarkan. Iya, perempuan itu menyebut dirinya sendiri dengan panggilan kesayangan Aska yaitu 'Alara'.

"Kamu bilang apa?" Tanya Aska.

"Zidny minta maaf." Balas Zidny dengan raut sok polosnya.

"Bukan. Tadi tidak seperti itu." Ujar Aska disertai gelengan.

Zidny menyeringai jahil tanpa pria disampingnya sadari. See? Aska itu memang bucin sejati. Begitu saja sudah mau bicara.

Tangan Zidny memeluk lengan suaminya dengan erat, sesekali mengelusnya lembut "Alara minta maaf ya, dimaafin kan? Janji aku bakal nurut." Ucap Zidny dengan padangan mata memelas.

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang