~ 28 ~

37.9K 3.8K 82
                                    

Vote dulu yuk!

Komen di setiap part yang menurut kalian menarik 🤗

Tandai typo juga

Selamat membaca ❤️

( Part Revisi )

°°°

Dua minggu berlalu sudah, pagi-pagi begini Zidny asik bergelung nyaman dalam pelukan suaminya. Seusai salat subuh tadi pasutri ini memilih untuk merebahkan tubuh kembali.

"Mas, cium sini juga." Pinta Zidny pada Aska yang tengah mengecupi wajahnya.

Zidny menunjuk lekukan lehernya. Aska awalnya terkejut, namun mengingat akhir-akhir ini istrinya begitu agresif membuatnya kembali menormalkan mimik wajahnya. Karena bawaan hamil mungkin.

"Nakal banget sekarang Bunda, dek." Ujar Aska sebelum mengecup gemas leher putih istrinya.

"Cuma cium doang mah bukan apa-apa." Gumam Zidny pelan yang membuat Aska geleng kepala.

Semakin mendekati HPL bumil satu ini semakin sering juga sakit pinggang. Jangan lupakan kontraksi palsu yang diberikan calon bayi Zidny, sudah tak terhitung. Tak jarang hal itu membuat orang rumah panik.

"Jangan nakal-nakal dek, Bunda kasian." Ujar Aska sambil mengelus perut buncit istrinya.

"Sukanya nge-prank dia Mas." Zidny bersuara membalas ucapan Aska.

Sudah dapat dipastikan sifat usil itu menurun dari siapa. Tentu saja istri tercintanya.

"Kalau anaknya mirip Zidny yang anti diem gini nggak boleh protes ya Mas." Ujar Zidny tiba-tiba.

"Tidak papa, kamu ibunya wajar saja dia menuruni sifat kamu Alara. Yang terpenting adalah kalian selalu sehat." Balas Aska dengan penuh keyakinan.

Sungguh ia tidak masalah. Lagipula Zidny yang mengandungnya selama 9 bulan. Rumah akan ramai malahan. Ditambah Ifa yang semakin hari semakin mirip dengan Zidny, lengkap sudah.

***

Aqila menatap sahabatnya dengan melotot. Zidny tengah memegang perutnya dengan wajah kesakitan. Aqila yang baru sampai tentu saja terkejut dan bingung harus berbuat apa.

"Zidny lo gak lagi prank kan?" Tanya Aqila dengan panik. Tangannya membantu memapah Zidny untuk duduk di sofa.

"Pala lo, ini sakit banget!" Balas Zidny yang sudah tak karuan.

"Istighfar bu, lagi hamil ngomong kasar mulu heh!" Mata Aqila sudah berkaca-kaca. Perempuan itu langsung memanggil Bi Pira dan Pak Diman dengan tergesa.

"Astaghfirullah, maafin Zidny ya Allah. Tapi ini sakit banget huaaaa!!!!" Tangis Zidny keras.

"Cepetan ayo!" Ucap Aqila pada pembantu dan sopir dirumah.

"Mari Nya, saya bantu kita harus ke rumah sakit." Ucap Bi Pira dengan cepat memapah Nyonya-nya.

Mereka pergi bersama, Aqila dengan sigap menghubungi Aska mengabarkan keadaan istrinya.

"Om! Buruan ke rumah sakit tempat biasa. Zidny mau lahiran Om. CEPET POKOKNYA."

Tut

Tanpa pikir panjang Aqila langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Zidny anak Pak Abbas yang baik, dengerin gue nih. Tarik napas, buang...." Seru Aqila pada Zidny.

Zidny yang sudah kalut mengikuti saja ucapan sahabatnya. Menarik nafas panjang kemudian mengeluarkannya lewat mulut, dan terus berulang.

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang