~ 02 ~

71.8K 6.1K 57
                                    

Vote dulu yuk!

Komen di setiap part 🤗

Selamat membaca ❤️

( Part Revisi )

°°°

Namanya memang Alara tapi bukan berarti ia suka memberikan lara pada orang lain. Justru Alara artinya seseorang yang mampu membuat hal-hal menjadi indah.

Setahun belakangan nama gadis itu yang selalu Askary lantunkan di sepertiga malam. Sampai kemarin ia baru yakin untuk mengajaknya ke jenjang yang lebih serius, yaitu pernikahan. Ia paham, pasti Alara akan terkejut jika mengetahui fakta bahwa pria tua ini mencintainya sejak dulu. Tak apa, Aska cukup bangga ia mampu mengutarakan perasaannya. Perkara diterima ataupun tidak itu urusan sang pencipta dalam menggerakkan hati umatnya. Setidaknya ia sudah berusaha.

Pasti banyak orang bertanya, kenapa ia bisa mencintai seseorang yang bahkan baru ia temui sekali? Entahlah Aska juga tidak bisa menjelaskan, semua datang begitu saja. Ditambah Hanan yang sering mendeskripsikan sang adik, membuat Aska diam-diam mendengarkan dengan seksama.

Pertemuan Aska dan Zidny terjadi saat dulu Hanan mengadakan tasyakuran atas rumah barunya. Hanya keluarga dan beberapa kerabat yang diundang saat itu. Jadilah bukan hal sulit untuk Aska bisa bertemu dengan Zidny.

"Assalamu'alaikum." Ujar Aska pada beberapa orang yang dilewati kemudian berjabat tangan.

Tiba giliranlah Zidny yang ia lalui. Dengan cepat Aska menangkupkan tangannya di depan dada, yang dibalas begitu pula oleh Zidny tak ketinggalan sedikit senyum dibibirnya.

"Papah!"

Teriakan anak kecil membuat Aska terbangun dari lamunannya.

"Papah dipanggil ngga denger-denger." Ujar Nadhifa dengan bibir mengerucut.

"Iyakah? Ada apa Ifa cariin Papa." Balas Aska dengan lembut.

"Sstt.. Kakak yang bilang aja." Bisik Nadhifa pada Azam kakaknya.

Dengan santai anak laki-laki itu bersuara.

"Kaca lemari retak Pah." Ujar Azam dengan singkat.

Aska menghela nafas lelah, beginilah putranya. Sangat cuek dan tak acuh pada lingkungannya. Walaupun sebenarnya Aska tahu ia sangat menyayangi keluarga kecil mereka ini. Aska tak menyangkal sifat dingin itu berasal dari dirinya.

"Bener?" Tanya Aska pada putrinya.

Nadhifa mengangguk takut.

"Coba ceritain."

"Jangan marah ya Pa.. jadi tadi Ifa main bola karet, yang mantul itu lho Pa. Ifa lemparin ke tembok, abis itu mental balik lagi ke Ifa. Tapi pas yang terakhir bolanya bukan ke tembok malah ke lemari." Jelas Nadhifa disertai ringisan, karena membayangkan kejadian yang baru saja ia alami.

"Huuh.. kan Papah udah bilang jangan main lempar-lempar di dalam rumah. Yaudah kali ini Papah maafin, jangan diulangi. Kakak juga tolong jaga adeknya. Untung kacanya ngga pecah, kalau pecah gimana? Kalian bisa terluka." Ujar Aska berseru khawatir.

Saat-saat seperti inilah seorang Askary akan berbicara panjang lebar. Biasanya ia akan menjawab singkat semua pertanyaan yang di lontarkan orang lain, termasuk anaknya sendiri. Tak ada alasan spesifik, Aska hanya malas. Malas berbicara!

"Iya Pah, maaf." Ujar kedua anaknya dengan tulus.

Setelah acara kaca pecah tadi, mau tak mau Aska memanggil Pak Diman agar mencari orang yang bisa memperbaiki kaca lemarinya.

"Oh itu mah gampang Tuan. Saya bisa pasang, nanti biar Mang Diman beli kacanya di toko bangunan dulu."

"Oke." Balas Aska singkat sambil memberikan uang berwarna merah 5 lembar.

"Kalau kurang bilang saya."

"Nggih tuan, ini malah sisa sepertinya." Balas Pak Diman.

"Buat Pak Diman." Setelah mengatakan itu Aska pamit untuk ke kamarnya.

***

Malam hari seperti ini akan dihabiskan untuk belajar oleh Zidny. Sesudah salat isya ia akan kembali fokus mengerjakan tugas kuliah yang semakin hari bukannya berkurang malah menumpuk. Zidny yang rajin saja kewalahan apalagi mereka yang sukanya malas-malasan. Kayak kamu.

"Ngga kerasa udah jam 10, mana belum kelar lagi." Ujar Zidny dengan bibir mencebik.

"Udahlah besok aja, buat lusa juga yang ini." Lanjutnya.

Tiba-tiba saja ia kembali kepikiran ajakan serius Om duda.

"Kepo deh, kenapa Om Aska bisa suka gue sejak setaun lalu. Udahlah mending tidur." Final Zidny kemudian.

Gadis itu akhirnya tidur setelah membersihkan wajah dan menyikat gigi.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Pria dewasa satu ini masih berkutat di depan laptop nya. Bukan mengurusi nilai para siswa yang ia didik, melainkan meneliti beberapa laporan dari usaha sampingan nya yaitu kafe dan toko sembako. Kelihatannya mungkin sepele, tapi toko sembako milik Aska bukan cuma satu. Ada 6 toko yang tersebar di kota ini. Sedangkan usaha kafenya baru 2 cabang, karena memang baru-baru ini ia kembangkan.

Meskipun ia bukan CEO pemilik sebuah perusahaan, tapi Aska masih mampu untuk menghidupi keluarganya lebih dari cukup.

Dengan perlahan ia melepas kacamata berbentuk persegi panjang itu. Sedikit memijit pangkal hidungnya. Bagaimanapun berjam-jam di depan layar laptop pasti akan membuat pusing.

Melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 10, pria itu memilih melangkah keluar kamar. Mencoba mengecek keadaan putra-putrinya. Kamar mereka sudah terpisah sejak Nadhifa berusia 3 tahun. Mungkin supaya lebih nyaman saja menurut pandangan Aska, karena mereka memang berbeda, yaitu laki-laki dan perempuan. Untuk kaca yang pecah tadi siang, itu ada di kamar Nadhifa. Memang biasanya Azam akan menemani adiknya bermain walaupun ia hanya diam saja tapi Nadhifa sepertinya tetap senang dan tak masalah.

Kriettt

Aska membuka pintu pelan, terlihat Nadhifa sudah terlelap dengan selimut yang berantakan. Dengan cepat ayah dua anak itu mendekat dan memperbaikinya. Tak lupa mengecup kening putrinya sayang.

"Good night sweet heart." Gumam Aska pelan.

Aska kembali melangkahkan kakinya, menuju tembok ruangan Nadhifa, disana terdapat pintu yang menghubungkan kamar sang putri dengan kakaknya.

"Udah tidur juga ternyata." Ujar Aska sambil tersenyum samar.

Putranya ini memang agak bandel untuk urusan tidur. Aska dengan tegas menetapkan jadwal termalam adalah jam 9, namun kadang anak itu masih tidur jam 10 ataupun 11.

Usai menengok putra putrinya Aska memutuskan untuk bersih-bersih dan tidur. Karena besok pasti hari yang melelahkan. Walaupun sudah ada babysitter, tetap saja tanpa seorang istri bukanlah hal yang mudah dalam mendidik dua anaknya.

"Semoga Allah meridhoi doa ku." Gumam Aska sebelum ia terlelap sepenuhnya.

____________________________________

Vote dan komen kalian yang bikin aku semangat lho..🤗

Follow akun wattpad aku juga dlfyana supaya tahu info-info terbaru tentang karyaku hehe

Tertulis 25 Des 2021
Salam sayang


dlfyana

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang