~ 07 ~

57K 5.2K 36
                                    

Vote dulu yuk!

Komen di setiap part 🤗

Selamat membaca ❤️

( Part Revisi )

°°°

Hari terus bergulir tanpa bisa dicegah. Sampai dimana seminggu sudah masa pengenalan yang dilalui Aska dan Zidny. Dengan serius, pria itu kembali menanyakan keinginan Zidny. Walaupun mencintai, Aska tetap tak akan memaksa kalau memang gadis itu tidak berkeinginan membangun bahtera rumah tangga bersamanya.

Saat ini mereka tengah makan siang bertiga. Kurang lengkap memang karena Azam masih mengikuti les tambahan, jadilah hanya Ifa yang ikut. Aska berharap putrinya belum paham apa yang akan ayah dan tantenya bahas. Keberadaan Ifa juga sebagai penengah agar mereka tak hanya berduaan saja, meskipun di tempat ramai apa salahnya kita menjaga.

"Langsung saja Alara, bagaimana apakah kamu ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih serius dengan saya?" Kalimat Aska terdengar netral tanpa ada pemaksaan. Namun dapat Zidny lihat mata itu memancarkan sebuah harapan yang besar pada dirinya.

Tapi disini Zidny tetap harus memberikan keputusan berdasarkan hati kecilnya. Jangan sampai ada keterpaksaan untuk mengawali suatu hubungan. Itu bukanlah awal yang baik menurutnya.

"Menikahlah dengan saya, Alara." Aska kembali bersuara, memecahkan segala lamunannya.

"Oke!"

Aska hampir saja menjatuhkan rahangnya. Ia kira Alara akan mengajukan syarat-syarat sulit, saat melihat betapa lamanya gadis itu menjawab. Tidak diragukan lagi ke-random an gadis ini.

Zidny terkekeh pelan "Jangan heran gitu deh Mas mukanya. Aku kan emang gini, tetep mau sama aku?" Tanya Zidny kemudian.

Pria itu dengan cepat mengangguk. Ia mencintai Alara apa adanya.

"Zidny harap Mas ngga menyesal ya?" Balas Zidny dengan nada candaan.

"Tidak akan." Ujar Aska dengan yakin.

Ifa yang sedari tadi diam akhirnya kembali bersuara saat makanannya hampir habis.

"Papah, udah mau abis nasinya. Boleh pesen es krim?" Tanya Ifa dengan mata berbinar.

Seketika kedua manusia disana langsung terfokus pada Ifa. Zidny bahkan terlampau gemas, sampai-sampai tanpa sadar ia mencubit pipi gembul milik Ifa.

"Aw, sakit Tan!"

"Maaf sayang, Tante ngga tahan kamu nggemesin banget."

"Iya emang, Ifa kan cantik dan menggemaskan." Balas Ifa dengan percaya diri. Zidny hanya bisa menggelengkan kepalanya. Entah dari mana sifat narsis Ifa itu diturunkan, ataukah dari Aska? Sepertinya tidak. Entahlah.

"Rasa strawberry 1 ya, kamu mau juga?" Tanya Aska sambil menatap Zidny.

Tanpa berpikir panjang Zidny menyaut "Coklat dong mas, tapi cair ngga ya? Soalnya kan ini juga belum dimakan." Ujar Zidny menatap gurame asam manis didepannya.

"Ngga seharusnya. Ini juga kita makan sama-sama nanti saya bantu." Porsi ini memang untuk dua orang atau lebih. Gurame ukuran besar yang dibumbui asam manis, dengan nasi putih hangat. Terlihat menggiurkan andai saja tadi tidak membahas masalah serius pasti sudah habis oleh Zidny sendirian.

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang