~ 32 ~

35K 3.2K 30
                                    

Jangan lupa vote dulu ygy!

Selamat membaca ❤️

(Part Revisi)

°°°

Niatnya me time, tapi karena sudah berbuntut Zidny memutuskan untuk membawa Azam dan Ifa, sedangkan Aidan ditinggal di rumah bersama Mbak Yuni. Aska beberapa kali terus memaksa Zidny untuk belanja, namun karena ia juga disibukkan oleh keaktifan Aidan jadi belum sempat.

Menurut Aska, belanja adalah refreshing terbaik bagi kaum wanita. Sudah berpengalaman sekali sepertinya bapak satu itu. Tentu saja dengan senang hati Zidny menguras isi kartu suaminya.

Bukan tentang kapan lagi suaminya baik, tapi tentang kapan lagi ia punya waktu senggang begini!

"Bunda mau milih gamis dulu, kalian duduk sebentar ya? Nanti Bunda traktir apapun deh kepenginan kalian."

"Siap Bunda!" Saut keduanya serempak.

Zidny memilih gamis dengan model baru, lumayan juga di store ini. Selain kualitasnya bagus, modelnya juga kekinian. Tak lupa Zidny juga memilih hijabnya. Supaya tidak bingung lagi ketika akan memakai gamisnya nanti.

15 menit kemudian Zidny selesai memilih, ini adalah rekor belanja tercepat yang pernah ia lakukan. Mengingat dulu saat sebelum punya anak, ia bisa sampai 30 menit lebih di satu toko.

"Udah selesai, yuk kalian mau beli apa dulu?"

"Ke toko alat tulis dulu Bun." Ujar Azam yang diangguki semangat oleh adiknya.

***

Sudah 2 jam lebih mereka berkeliling mall, saatnya makan siang.

"Makan di ayam goreng aja ya. Bunda udah laper banget!" Keluh Zidny, bukan anaknya yang merengek malah ibunya.

Keduanya mengangguk sekilas, mungkin mereka juga kelelahan apalagi tadi sempat main di Timezone.

"Bu Zidny ya?" Tanya seseorang membuat langkah kakinya terhenti.

"Siapa ya?" Tanyanya pada orang itu. Sebenarnya wajah wanita di depannya ini tak asing, tapi ia lupa.

"Saya Syakila." Ucapnya dengan semangat.

Oh! Jadi dia wanita yang waktu itu berkunjung ke rumah. Kenapa sok akrab sekali?

"Bisa bicara sebentar?" Tambahnya.

Zidny menatap putra putrinya. Mereka diungsikan kemana dulu ya?

"Bentar saya telpon supir buat jaga anak-anak." Balas Zidny dengan sopan.

Zidny menelpon Pak Diman, memintanya untuk segera datang ke tempat makan cepat saji. Tak berselang lama pria paruh baya itu datang dengan sedikit tergesa.

"Maaf ya Pak merepotkan."

"Nggak papa Nyah, sudah tugas saya."

Zidny hanya menyuruh Pak Diman menemani makan anaknya sebentar, jadi ia tidak memberikan uang. Karena Zidny pun akan makan disana juga. Sekalian saja biar Pak Diman ikut makan.

Mereka berdua duduk agak jauh dari anak-anak. Biarlah anak-anak makan dengan tenang.

"Jadi?" Tanya Zidny.

"Oh begini, kemarin Pak Aska bilang lewat Dani kalau Ibu sedikit salah paham dengan saya."

"Duh Mas bikin malu aja deh! Dikira bini cemburuan nih pasti. Tapi emang bener si." Keluh Zidny dalam hati.

New Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang