14. Omega

23.7K 2.4K 82
                                    

Bugh!

Arfa dibanting keras di salah satu ruangan.

Begitupula dengan Zeno dan Adi yang dibanting lumayan keras di kanan dan kiri Arfa.

"Sebenernya, kita ga ada urusan sama kalian. Kita cuman mau si Fani, bocah lonte itu." Sahut mahasiswa yang memimpin itu.

Ha? Fani? Lonte? Mana ada!

"Tapi, kayaknya kalian lumayan juga. Jujur sih, kalian ga ada yang cantik kayak cowok-cowok omega lainnya. But, itu yang bikin gairah, bener gak sih?" tanya sang leader ke dua temannya yang lain.

Dan dijawab dengan anggukan dan tawa jahat.

"Cowok omega?" gumam Zeno bingung.

Itu apaan? Cowok jenis baru?

"Wah, masih polos mereka nih. Jangan-jangan, mereka vir—" ucapan itu terputus ketika ada sekelompok orang berjas putih, dengan kacamata dan koper kecil ditangan.

"Kenapa laki-laki?" tanya salah satu orang berjas putih.

"Cocok jadi eksperimen kalian kan?" jawab sang leader.

"Hm, bisa sih. Tapi, jangan salahkan kami kalau kalian dipanggil polisi karena ini." Balas orang berjas putih lagi.

Tak lama, Zeno dan Adi dibuat kaget dengan tangan mereka yang diikat, dan mulut mereka dibekap.

"Woi, mau kalian apain mereka!?" Arfa bergidik kesal.

Salah satu mahasiswa itu juga ikut mengikat Arfa, tapi belum dibekap.

"Mmgh!?" Adi mendadak berteriak ketika sebuah jarum suntik dimasukkan dilengannya.

"Mmgh! Mn! M-Mgh..." tak lama, Adi tergeletak lemas tak berdaya.

Dia kehilanga kesadaran dirinya.

"Adi! Di, bangun! Woi, kalian ngapain!? Zenoo!!" Arfa berteriak sekeras mungkin ketika tau temannya malah dibuat pingsan.

"Mmgh! Mng!! Mmm...." Zeno juga disuntik, dan reaksi yang sama.

"Zenoo! No! K-Kalian apain temen gue!? Hiks...Kalian, apain!? Bangunin gak!? Tolong! TOLONG TO—"

"—Mffggh! Mmgh!"

"Berisik banget bocah."

"Mmfh! Mngg!"

"Inget ini, kalian bertiga bakal jadi 'omega'. Alat pemuas nafsu, haha! Apes banget ga sih? Jadi cowok, malah jadi gituan. Parahnya, kalian bisa HAMIL!"

"Mmgh!?"

"Ga gitu caranya, bocah." Tepis si orang berbaju putih.

"Lah trus?"

"Jadi mate dulu, baru bisa."

"Ah, iya gitu. Lo bakal ngerasain heat, trus apaan? Mate. Nah iya itu, mate. Pasangan seumur hidup lo. Lo bakal ditandain dileher, kalo udah ada kemungkinan kalo cowok kayak lo bisa hamil. Ngeriii."

"Dah, diem. Minggir, mau saya suntik!"

"Mmmghh! Mm...."

*

[Arfa POV]

Itu adalah hal terakhir yang bisa gue inget dari kejadian kemaren.

Entah kenapa, kita bertiga pingsan dan ditemuin dipinggir lapangan basket kosong yang tak jauh dari sekolah gue.

Pertama kali yang gue inget waktu bangun, adalah Zeno dan Adi yang masih terbaring lemah disebelah gue.

Mungkin karena waktu itu gue panik banget, gue ga ngerasa.

AnggArfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang