Danny mendrible kencang bola basket yang ada ditangannya.
Seperti yang kalian tau, ekskul basket putra bakal mewakili sekolah ini ke ajang lomba basket.
Kalo ada lomba, ya musti latihan.
"Oper sini, Dan!" teriak anggota basket lainnya.
Danny mengangguk cepat, dan langsung mengoper ke temannya sesuai dengan yang diperintahkan.
"Ngga!" pemain yang memegang bola itu langsung mengoper cepat ke Angga, yang kebetulan lagi kosong. Alias, ga dijaga.
Angga dengan cekatan menangkap operannya.
Jangan lupa, teriakan cewek cewek yang begitu menggelegar begitu Angga mendapat kesempatan unjuk gigi.
Arfa kebetulan lewat waktu mereka lagi main. Dan pas sekali timingnya, waktu Angga yang bermain.
Angga ga tau sih, kalo Arfa sempat melihatnya.
Prittt! Priitt!
Itu berarti latihan kali ini selesai.
Danny langsung saja lari ke ujung lapangan sambil minta handuk dan minum di manajernya.
Tak lupa, dia juga bawain buat Angga, bestie nya dia.
Angga ikut berlari keujung lapangan. Dia langsung duduk dengan kaki yang diselonjorkan.
"Latihan kali ini udah bagus. Tinggal kalian mempercepat pengoperan dan pertahanan aja. Danny, saya punya video kejuaraan, nanti kalian bisa liat bareng-bareng ya." Ujar coach mereka.
Dan disanggupi dengan anggukan murid sekalian.
"Eh, Ngga! Itu si preman ada di depan. Lo masih ada urusan sama mereka?" tanya Danny tiba-tiba.
Angga awalnya bingung, preman siapa?
Begitu dia menengok ke arah pintu, dia tau siapa yang repot-repot ke lapangan cuma buat nyariin dia.
Arfa ternyata. Tau dengan alasan Arfa kesini, Angga langsung melesat maju ke pintu.
"Nyari siapa?" tanyanya sok sopan.
Tapi, dengan badan nyender ke dinding pintu dan tangan dilipat depan dada begitu, emang sopan?
"Elo." Jawab Arfa singkat, no panjang-panjang.
"Mau apa, hm?"
[Arfa POV]
"Mau apa, hm?"
Ck. Udah gue bilang juga, nyari elo, oon!
"Tanggal 21, jadi?" terpaksa, gue tanya deh.
Sebenernya, gue gatau bisa apa enggak. Apalagi, setelah dapet kabar kalo tanggal 17 nya ada tawuran.
Ntar, kalo gue datengnya sambil bonyok-bonyok memar gitu gimana? Apa ga malu?
Trus, kabar buruknya tim Arfa ga ada yang bisa! Untuk alasannya, Arfa cuman tau kalo kak Gilang doang yang bisa.
Yang lainnya, bilang ada urusan lain. Dan yang tiga lainnya masih diskor.
"Elo ga bisa?" tanyanya lagi, dengan nada rendah.
Kali ini, gue yakin dia masang nada serendah itu bukan buat main-main.
Mana mukanya serius banget lagi.
"Em, gatau sih. Liat keadaan."
Dia memutar matanya malas. "Jadi, bisa apa enggak?" dia mempertegas pertanyaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AnggArfa
Fiksi RemajaArfa; anak geng plus berandalan ini harus bisa menerima kalau kejadian itu mengubah hidupnya 180 derajat. Siapa lagi kalau bukan dengan Angga, cowok dingin yang bikin kepala Arfa pusing setiap ketemu!! WARNING! Ini cerita BxB alias homo, yang gasuka...