EXTRA CHAP 3🔞

24.4K 1.1K 47
                                    

Gilang berupaya untuk tidak tertawa. Melihat Raka yang berusaha memasak untuknya dipagi hari, menggunakan celemek berwarna pink, dan celana pendek yang memperlihatkan paha--ehem kalimat terakhir tidak usah dihiraukan.

"Anjeng! Ini kok gosong sih, padahal baru ditinggal bentar! Agh, air rebusannya!! Lang, abis gini gimanaa." Raka frustasi. Seharusnya belajar memasak bukan sesulit ini, tapi entah kenapa dapur rumah itu malah terlihat berantakan.

Pemuda itu memijit pelipisnya pusing. Padahal Raka sendiri yang berinisiatif memasak untuk Gilang seharian ini. Tapi hasilnya, bahkan jauh dari kata enak.

Cowok itu merengut, kecewa dengan hasilnya sendiri. "Duh, susah banget anjir. Itu gimane si Arfa bisa masak enak banget." Lelaki itu bahkan tidak sadar seseorang yang daritadi melihatnya sudah tertawa lebar.

Gilang memang sudah menduga Raka itu ga bisa masak. "Ya iyalah, kalo masak semudah itu, udah banyak yang ikut MasterChef kali." Gilang berujar, lalu menggulung lengan bajunya ke atas.

"Dah, Raka duduk aja. Biar aku yang bikin sarapannya." Gilang memasuki area dapur, melepaskan ikatan celemek Raka. Lalu mendorong-dorong bahu kecil Raka ke arah ruang makan. Memaksa bokong itu untuk duduk diatas kursi makan berukuran sedang itu.

Selagi Gilang menyiapkan bahan masakan, Raka terus mendumel kesal. "Gue juga pengen elah, masakin buat mas suami. Ya kali, ga bisa. Taruh mana muka gue."

"Oh ya, aku mas suami?" Sahutan dari arah dapur itu membuat Raka tersedak ludahnya sendiri. What the?!?!

"Kamu denger?!?" Raka mendobrak kecil meja makan itu, sambil berdiri agak terkesan dramatis.

Kekehan terdengar dari beberapa meter, lalu sahutan terdengar lagi. "Mm-hm. Kamu berisik, jadi aku bisa gampang dengernya."

Cowok yang disahuti membuat muka tak terima. Tapi entah kenapa, kalau Gilang yang bilang rasanya jadi beda.

"--trus, kamu kalo berisik. Lucu. Aku suka."

Shitt, sialan lu Gilang Fanenzia! Lu tau gue gampang baperr!! Batin Raka. Mukanya terpantau sudah memerah, layaknya kepiting rebus. Kakinya gemetar, bisa gila dia kalau tinggal setiap hari satu rumah dengan Gilang. Bisa-bisa dia tidak bisa jalan lagi karena kakinya tremor terus.

Ding! Ding!

Lamunan Raka terpecah waktu ia mendengar notifikasi dari hape-nya. Dia langsung saja ngeraih benda pipih itu, dan membuka pesan yang ternyata dari Arfa.

Arfa piyik:

Bang.

Si Angga suka warna apa?

Raka:

Angga?

Mau buat apa, dek?

Arfa piyik:

Gpp bang.

Hadiah, ehe.

Raka:

Unch, imutnya~

Ada apa deh? Kan blum ultah si Angga.

Arfa piyik:

Alay bang.

Mau gw beliin jam bang.

Raka:

Widih, kaya bener lo, dek.

Alasan lo beliin jam?

AnggArfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang