Zeno lagi jalan ke kantin. Dia tadi udah terlanjur janji bawa makanan ke UKS.
Mana guru Rei lagi yang ngingetin, coba ga inget mana mau uangnya ilang buat bayar.
Waktu dia beli makanan, dia cuman beliin mie ayam bungkus.
Sama es teh buat dia sendiri. Jahat emang, minumnya ga sekalian.
Tok! Tok!
"Masuk."
Zeno tau suara itu, suara guru Rei. Dia langsung aja nyosor masuk. Trus, dia ngeliat Rei yang masih fokus ngerjain sesuatu di jurnalnya.
Karena gamau ganggu, dia naruh aja mie ayam bungkusnya di meja satunya.
"Guru Rei." Panggil Zeno.
Iseng ah, Zeno.
"Hm?" Rei bales sih, tapi belom ngeliat ke Zeno.
"Guru Rei, udah dapet dokternya?" Zeno membahas tentang dokter kenalan Rei yang bisa bantu tentang 'omega'
"Belum. Udah sih."
Zeno bingung. "Yang mana?"
"Apanya?"
"IH, YANG MANA!? UDAH DAPET APA BELOM!?"
Budek lama-lama sama si Rei. Santai dikit napa.
"Udah, tapi dokternya masih di luar negeri. Seminggu lagi baru pulang." Rei memutar kursinya, menatap Zeno sekarang.
"Cewek?"
"Enggak, cowok. Ya mana mau saya, kamu dicek sama dokter cewek." Rei jawab aja.
Lagian, dia ga punya temen cewek yang jadi dokter.
"Berarti dicek sama dokter cowok, guru mau?" Zeno ngedengus kesel. Yaapa sih guru ini!
"Ya engga juga sih." Rei ketawa aja liat muka Zeno sekarang.
"Guru, Zeno mau jujur." Zeno berkata serius tiba-tiba.
"-mau gak guru jadi matenya Zeno?"
"Saya serius, Zeno. Jangan main-main sama saya."
"Dih, guru mah ga asik. Orang Zeno beneran ngomongnya, ugh."
Zeno berhenti sebentar.Deg.
Tiba-tiba, Zeno merasakan hal yang aneh. Kok munculnya sekarang sih!? Kan dia mau ngomong serius.
"No? Kok diem?" Rei mulai cemas. Dia sesegera mungkin menutup semua pekerjaannya. Waktu diliat mukanya Zeno keliatan merah, keringetan banget lagi.
Zeno ga bisa gerak, tubuhnya kaku. Mukanya panas, seluruh tubuhnya juga.
Tiba-tiba, perutnya merasakan sesuatu. Perutnya berdenyut, minta diisi sesuatu. Tubuhnya gemetar, ada apa ini?
Zeno seperti tidak bisa bernafas, rasanya sesak sekali. Dia dengan rakus meminta oksigen lebih.
Rei jadi panik, kenapa jadi gini?
"Akh!...G-guru Reeiihh."
Zeno gatau kalo mulutnya bakal manggil nama guru didepannya itu. Mana pake ngedesah lagi, asu. Kan jadi ambigu.
"No? No? Kenapa?" Rei langsung menangkap pundak Zeno.
Anehnya, tangan Zeno yang malah memelingkar ke leher Rei.
"Akh, perutku sakit. G-guru tolonginhh...." Zeno kembali berusaha menggos-menggos.
Dia ga bisa banyak bernafas. Dan dia gatau apa apa tentang hal ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/296255592-288-k665785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AnggArfa
Novela JuvenilArfa; anak geng plus berandalan ini harus bisa menerima kalau kejadian itu mengubah hidupnya 180 derajat. Siapa lagi kalau bukan dengan Angga, cowok dingin yang bikin kepala Arfa pusing setiap ketemu!! WARNING! Ini cerita BxB alias homo, yang gasuka...