27 √ Rekonstruksi

257 35 87
                                    

Power itu terbagi jadi dua—hard commanding power dan soft co-optive power.

Menurut Joseph S. Nye, Jr., hard power dapat didefinisikan sebagai kekuatan yang dapat menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu. Hard power didapatkan dari hal-hal seperti jabatan, kedudukan, kasta, dan peringkat sosial. Seseorang yang berada di tingkatan yang lebih tinggi memiliki kuasa untuk membuat mereka yang berada di bawahnya melakukan hal yang diinginkan.

Berkebalikan dari hard power, soft power datang ketika seseorang dapat membuat orang lain merasa menginginkan melakukan sesuatu.

Orang yang tidak terlibat langsung birokrasi Siegfried akan menilai hanya jabatan, tidak turut serta memperhitungkan apa yang terjadi di balik layar.

Kadang, mereka juga tidak memperhitungkan kalau misalnya bukan hanya orang yang memiliki power—lingkungan di sekitar seseorang juga memiliki power untuk mempengaruhi orang itu, bisa dalam bentuk persuasi dalam konsiderasi pro dan kontra.

"Uno." Nadhif, dengan seringai menyebalkannya, meletakkan sisa kartunya ke atas meja.

Valentina mendecak sebal, meletakkan kartu ampasnya di atas meja. Ia menatap sengit adik kelasnya yang tampak sumringah itu, menyender ke punggung kursinya.

"Two-to-one. Sesuai kesepakatan, budget buat Mochi Matsuri angkatan gue naik." Bocah itu cengengesan, "Sumimasen banget buat Kak Valen, kerjaannya kutambah ya?"

Valen memutar bola matanya, menyilangkan tangannya di depan dada. "Dasar wibu. Mampus dah gue bakal stress ngurus ini. Gila, perasaan kaum lo itu ngevent bareng-bareng aja dah seneng setau gue."

"Kita Siegfried, Kak." Nadhif mengangkat alis, senyumnya agak miring. "Kalau nggak ekstra ya nggak mungkin banget gitu dong."

Valentina menyipitkan tatap. "Kirim rincian biayanya ke gue, nanti kita debatin gue mau bayar apa enggak."

"You'll regret saying that," Anya tertawa dari tempatnya tengah bermain sebuah game tembak-tembakan. "Nadhif kalau dikasih kesempatan itu perhitungan bukan main. Kakak siap-siap aja dipresentasiin dana pemasukan tahunan Siegfried yang murni terus debat sampe mampus."

Menanggapi ini, Arkan yang sedaritadi menunggu gilirannya di meja biliar sambil menonton Valen dan Nadhif pun ikut tertawa. "Bener tuh, Kak. Lo harus liat presentasi dia buat ayahnya waktu dia mau build custom PC baru."

Iya, Valentina tau. Ia juga tau Nadhif tidak akan mundur sebelum ia dapatkan hal yang dia mau—'informan' Reguler Aldy yang satu ini memang langganan kesayangan sang putra mahkota karena memang kecerdikannya.

Kalau kalian tanya mereka ini sekarang ada di mana dan sedang apa, Valen akan menjelaskan perlahan.

Pertanyaan pertama, 'sedang berada di mana'.

Saat ini, mereka tengah berada di rumah Leon—tepatnya, di ruang bermain ala-ala arcade pribadi milik adik kelasnya itu. Jangan ditanya, seorang Leonel Dirgasadewa Pramudya—a.k.a, the Napoleon memiliki rumah kelewat mewah yang dimodifikasi khusus untuk keperluan sang Tuan Muda, mengingat ia memang tidak seharusnya berada sendirian di Indonesia.

a, the Napoleon memiliki rumah kelewat mewah yang dimodifikasi khusus untuk keperluan sang Tuan Muda, mengingat ia memang tidak seharusnya berada sendirian di Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang