7 √ Besi(II) Disulfida

313 50 4
                                    

Kalau kau masih tidak mengerti juga; Aldy benci ikut kegiatan secara terpaksa, kegiatan apapun itu yang baginya tak ada faedahnya – yang tak memberinya keuntungan selain rasa lelah.

Ia langsung menghempaskan diri ke kasur setelah bersih-bersih sedikit ketika sampai ke asramanya pukul setengah satu malam setelah dibabu habis-habisan oleh Cassie – panggilan kecilnya untuk Eleanor – dan Karin kemarin.

Dirinya akhirnya memutuskan untuk memaksakan diri sudah mandi dan sudah keluar asrama pukul lima pagi hanya agar bisa melarikan diri ke dalam ruang workshop khusus milik Damian yang sejak empunya lulus secara default jadi milik Aldy.

Bengkel milik sang pewaris industri teknologi paling maju memang beda.

Aldy yakin ia aman-aman saja di dalamnya, karena kunci di pintu masuk adalah sebuah password tujuh puluh dua digit, sepasang scanner untuk retina dan sidik jari, dan konfirmasi kata kunci vokal. Belum lagi ditambah firewall buatan tangan sang mekanik sendiri.

Damian memang agak paranoid kalau soal workshop-nya, karena ini sebuah tempat sakral berisi segala hasil dari buah pikirannya berkembang dan berevolusi.

Aldy tak menyalahkannya, sungguh. Bila kau menjual salahsatu proyek berhasil milik Damian bahkan jika hasilmu terbilang sampah saat dibandingkan dengan apa yang bisa dibuat Damian, kemungkinan curianmu itu bisa dilelang dengan harga mencapai puluhan juta dollar.

Selain Damian, hanya Aldy seorang yang mendapat akses masuk ke dalam bukan sebagai pengunjung namun sebagai pengguna.

Jika ada yang lain selain Aldy dan Damian, akses komputer akan secara otomatis beralih ke mode lockdown total. Belum lagi kalau misalnya yang sedang berada di dalam tidak mengizinkan interupsi dari luar, maka tak akan ada yang bisa masuk kecuali yang memiliki akses pengguna.

Ini benteng pertahanan paling tangguh Aldy kalau misalnya lawannya adalah kawannya sendiri. Sebuah safe haven untuknya seorang.

Kalau memang keadaannya mendesak, ia hanya perlu bawa baju ganti dan peralatan mandi miliknya lalu mengunci diri di tempat ini. Bonus lagi, Damian selalu punya stock jajan dan makanan instan.

Aldy tau kalau misalnya ia telat setengah jam kabur dari asrama, akan sudah ada beberapa orang yang disuruh Cass maupun Karin untuk berjaga di sekitar bangunan asramanya.

Pagi-pagi buta, ketika ayam-ayam milik penjaga sekolah masih berkokok bersahut-sahutan, Aldy sudah menempatkan diri di kursi baca yang ada di pojok istirahat workshop Damian dengan selimut yang dia ambil dari lemari darurat bengkel kerja milik seniornya – salah, miliknya.

Ia baru sempat tidur tiga setengah jam, dan ia akan mendapat empat setengah jam sisanya sesuai keperluannya.

Itu latar belakang dirinya baru membuka mata pukul setengah sembilan siang di sebuah ruangan yang tak sepantasnya memiliki kursi baca macam yang tengah ia gunakan–

"I pray for the wicked on the weekend
Mama, can I get another Amen?
Oh, ooohh~ Ooh~

It's Saturday night!"

–Dibangunkan oleh bagian reff lagu Say Amen yang dinyanyikan Brendon Urie bervolume keras.

Aldy langsung tegak duduk di kursi yang tengah ditidurinya, nyaris melompat. Selimutnya mayoritas jatuh ke tanah, dan Renaldya yang matanya merah akibat kantuk menatap jengkel ke layar meja hologram Damian di seberang ruangan.

Gadis itu menarik nafas dalam dan menghembuskannya, mengusap-usap wajahnya dengan telapak tangannya geram. "Son of a–"

Sumpah serapah dapat terdengar beruntun diucapnya dalam tiga bahasa berbeda, ia mendumel dengan wajah kusut. Aldy menegakkan senderan kursinya, menarik selimutnya lalu berdiri dan melempar selimut itu ke sofa yang sebelumnya didudukinya.

EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang