Dalam sebuah permainan, ada beberapa ketentuan.
Ketentuan pertama, minimal ada dua pemain. Bisa lebih, tidak ada batasan berapa orang yang ikut 'bermain'—yang jelas tidak sendirian.
Ketentuan kedua, tiap-tiap pemain memiliki paling tidak dua pilihan. Sama seperti ketentuan pertama, tidak ada batas maksimal untuk pilihan yang dimiliki pemain—yang penting ada dua atau lebih sesuai permainan yang dimainkan.
Ketentuan ketiga, setiap pilihan pemain memiliki hasil yang jelas dan semua pemain wajib mengetahui ini dan mengerti hasil atas pilihan masing-masing pemain.
Aldy menghembuskan napas, memperhatikan papan go* berukuran 19x19 di atas meja kerjanya, tangan kirinya menopang dagunya sementara jari telunjuk tangan kanannya mengetuk-ngetuk meja pelan.
Di empat sudut papan go itu terdapat empat bidak catur; raja hitam, ratu putih, menteri putih, dan menteri hitam.
Sebuah bidak ōshō* dari permainan shogi diletakkan di belakang bidak raja hitam, sebagaimana di depannya diletakkan bidak ryūō* dan ryūma*.
Di sudut sebelah kiri posisi bidak raja hitam, berdiri sebuah bidak ratu putih. Di depan sang ratu itu terdapat bidak hisha* dan kakugyō*.
Sudut sebelah kanan raja hitam diisi menteri hitam yang disekelilingnya diisi lima keping dari permainan Othello yang dibalik ke warna hitam-nya, dan di belakang si menteri hitam ini terdapat sebuah ginshō*.
Terakhir, di seberang raja hitam berdiri bidak benteng putih. Ia dikelilingi batu go berwarna putih dan di belakangnya sebuah bidak kinshō*.
Gadis berambut pendek yang tengah merenung itu mengulurkan tangan kanannya untuk meraih ke dalam kotak berisi bidak shogi, mengambil bidak keima* untuk diletakkan di antara raja hitam dan ratu putih dengan menghadap ke ratu putih.
Aldy kemudian meraih juga ke arah kotak berisi batu go warna hitam dan meletakkan dua batu secara vertikal di antara raja hitam dan menteri hitam, lalu ia membalik dua keping Othello di sisi menteri hitam jadi warna putih.
Ekspresi sang putra mahkota tak terbaca, maniknya berkali-kali mengedar antara pion-pion di atas papan.
Pintu Ruang Triumvirate terbuka, Aldy bahkan tidak melirik.
"Hasil UTS udah keluar, by the way." Gibran berujar kala ia masuk pertama, disusul Fathan di belakangnya yang kemudian menutup pintu. "Not like it's important to you, sih. Nggak ada yang berubah dari nilai lo."
Aldy akan anggap itu sebagai pujian.
"Oh! Agenda hari ini faksi?" Nada bicara Gibran jadi sumringah, ia duduk di salahsatu dari dua kursi di hadapan Aldy.
Gibran memang paling suka kalau sudah membahas politik Siegfried. Walau ia benci setengah mati diingatkan mengenai latar belakang keluarganya, tidak salah mengatakan bahwa memang darah seorang politikus mengalir di nadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma
Teen FictionFirst Book from the 'Arcanum' Trilogy, Apriori. . Siegfried International Academy bukan sekolah sembarangan, kata orang lain. Isinya hanya para kaum elit, isinya hanya para jenius dengan latar belakang yang bukan main-main. Di mata kaum awam, yang m...