Ale, menurut Dewa, adalah seorang pribadi yang menarik.Misdirection yang ia gunakan pada Dewa di awal interaksi mereka cukup menghibur untuk Dewa. Sudah lama ia tak berinteraksi dengan seseorang dengan level intelek mengesankan begini.
Ale tipe orang yang easy going dan populer karena banyak disukai – sikap luarnya, maksud Dewa. Ale lebih dari apa yang akan diperkirakan orang lain.
Dewa memilih pasif dalam interaksinya dengan orang lain, membiarkan lawan bicaranya mengambil alih untuk mencari tau terlebih dahulu mau mereka apa, sementara itu Ale memilih mengambil peran aktif yang diselundupi kontrol anggapan psikologis halus.
Kalau kau tanya intinya bagaimana? Ale itu licik dan cukup manipulatif. Dia yang menentukan bagaimana orang lain berpikir tentangnya hanya dengan interaksi pertama antara dirinya dan orang itu.
Dewa sudah menduga di awal, hanya sebatas pemikiran lewat.
Pembuktian bahwa dirinya benar tak mengagetkan dirinya sendiri secara pribadi.
Jadi, Ale yang cekikikan sendiri memandangi layar handphone layar sentuhnya mengundang perhatian Dewa.
Seperti perkiraan Ale, mereka berada di kelas yang sama – X IPA 1. Jadi untuk sistem pembagian kelas di SMA, hanya kelas berujung dengan angka satu yang berdasarkan peringkat – sisanya acak. Ini berlaku untuk kelas IPA, IPS, dan Bahasa.
Metode halus pembentukan kelas 'unggulan' non-formal, sungguh.
Mereka berdua tengah berada di kantin divisi SMA, Setelah pembagian kelas sekitar lima belasan menit tadi, waktu ishoma mereka sampai jam setengah dua.
Sebenarnya daripada disebut kantin, tempat ini menurut Dewa lebih bisa dideskripsikan sebagai café-slash-restoran aesthetic yang biasanya digandrungi anak muda jaman kini untuk mengisi instagram masing-masing.
Ada pelayannya, ada showcase berisi beragam jenis pâtisserie, ada pula deret open kitchen jika ingin memesan makanan berat seperti yang ada di restoran hotel. Belum lagi dekornya yang kekinian.
Dewa tak habis pikir, sungguh.
Ale sepertinya merasa dipandangi tatapan bertanya, karena yang disebutkan ini langsung melirik ke arahnya sambil menggeleng.
"Nggak apa, ekskul. Gue bersyukur yang ikut PLS dibolehin bebas. Ogah gue lari keliling sekolah dua puluh putaran yang deadline-nya dua minggu."
...Keliling sekolah bukan keliling divisi. Ada bedanya. Kalau keliling divisi, mereka hanya mengelilingi bagian kecil dari sekolah mereka – melintasi jalan luar divisi masing-masing. Ini agak wajar.
Keliling sekolah.
Dimana luas sekolah ini secara keseluruhan mencapai ratusan hektar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma
Teen FictionFirst Book from the 'Arcanum' Trilogy, Apriori. . Siegfried International Academy bukan sekolah sembarangan, kata orang lain. Isinya hanya para kaum elit, isinya hanya para jenius dengan latar belakang yang bukan main-main. Di mata kaum awam, yang m...