Extended Summary
Ketika tirai naik dan para pemeran masuk untuk memulai pentas, jarang ada yang sadar di belakang panggung ada yang menjadi konduktor dari melodi penokohan juga jalan cerita yang dinikmati penonton.
Sama halnya dengan sebuah papan catur yang permainannya berjalan, dimana para bidak bergerak sesuai perintah sang pemain.
Sebuah mesin raksasa pasti punya yang namanya penggerak, dan itu tidak berbeda dengan yang terjadi dalam keseharian manusia juga sebenarnya. Pasti ada mereka yang menjadi penggerak, pendorong, dan orang-orang yang bekerja dibalik bayang sebagai penopang.
Siegfried International Academy bukan sekolah sembarangan, kata orang lain. Isinya hanya para kaum elit, isinya hanya para jenius dengan latar belakang yang bukan main-main. Di mata kaum awam, yang mereka lihat hanyalah prestige berlebihan dan hasil cemerlang yang mengundang privilese.
Namun, iyakah?
Kelas Unggulan yang berisi Kelas Eksekutif dan Kelas A, jenis-jenis manusia paling diagung-agungkan dalam internal Siegfried International Academy. 'Mitos' dibalik segala yang terjadi di belakang layar Siegfried, dan 'bayangan' yang 'tidak pernah muncul'.
Siapkan mental kalian dan kencangkan sabuk pengaman kalian, karena kita akan mengungkap isi berjalannya birokrasi sesungguhnya dibalik 'Siegfried' yang rata-rata isinya 50% siswa dengan intelek luar biasa, 30% kaum 'berada', dan 20% campuran keduanya.
.
"Siegfried itu bukan sekolah fiksi ala-ala drakor, kok. Apalagi yang kayak anime di Ouran Highschool Host Club. Bukan juga jenis sekolah-sekolah Upper East Side yang kental banget sama hierarki sesuai kedudukan orang tua." Komentar Damian Zhegraive, lulusan paling berprestasi sejauh berdirinya Siegfried Internasional Academy, berucap sambil terkekeh pelan.
"Toh, di sekolah begituan nggak ada main birokrasi benerannya, kan? Isinya drama, kehidupan jetset ultra boros, dan ngomonginnya pasti kelompok siapa di deret mana. Ngebosenin dan nggak penting banget. Sini coba masuk Kelas Eksekutif di Siegfried kalau penasaran rasanya main bunuh-bunuhan secara figuratif sama anak-anak 1%."
.
"Secara keseluruhan, Siegfried itu sekolah buat mereka yang bener-bener mau berusaha untuk jadi diri mereka yang terbaik. Keadaan 50-30-20 'secara ekonomis' nyatanya nggak terlalu kasih pengaruh yang besar dalam lingkungan sekolah karena kebanyakan siswa sadar diri tanpa perlu ditampar. Gue sendiri 'kan anak beasiswa penuh." Renaldya Ariadne Ghreiva, Siswa berprestasi Divisi SMP, Peringkat 1 Kelas A dan Peringkat 1 Divisi SMP, berucap dengan nada kalem.
"Kecuali kalau kalian mau terlibat organisasi siswa kayak OSIS maupun Kelas Eksekutif. Hukum rimba berlaku, all I can say is good luck. Semoga nggak kapok, atau malah pindah sekolah karena trauma."
.
"Siegfried International Academy itu sekolah gila yang kelewat niat, dan murid-muridnya juga nggak kalah gila jadi manusia." Tutur Dewantara Arjuna Prasetya, siswa baru yang masuk di Divisi SMA.
"Maksud gue apa? Maksud gue budayanya, kebiasaannya, lingkungan sosialnya. Apalagi, organisasinya. Gue baru masuk sekolah itu dan langsung direkomendasiin masuk Kelas Eksekutif rasanya kayak dilempar ke kandang harimau kelaparan tanpa persiapan apa-apa. But it's worth it, karena permainan survival of the fittest kayak gini emang kesukaan gue."
Beta Reader(s) Review
"Kisah abad milenial yang dikemas dengan tata bahasa tinggi seorang saphiosexual reinkarnasi Shakespare. Ini adalah kisah antara sepasang serigala ganas yang dirantai oleh benang merah kehidupan untuk saling bertemu. Ini buat Romeo dan Juliet. Bukan pula Jack dan Rose. Ini adalah Aldy dan Dewa dengan segala permainan mereka di balik layar kehidupan, saling terkam antara satu sama lain sebelum menyadari inti dari takdir yang mempertemukan mereka." - Hades, sesama imajinator yang jelas banget dari kalimatnya ngehiperbola dan ngeglorifying abis. (But thanks for the poetric review, Hades.)
"Cocok bagi pembaca yg nyari antimainstream" - Kare. (Dia nyari kalimat yang ngelampiasin secara halus semua frustasinya terhadap bullshitku yang terakumulasi selama bertahun-tahun kami kenal ini kayaknya. Waktu kutanya 'Cuma itu?' jawabannya 'Bcs I know u know my real react' - dan aku nggak begitu bisa komen :")
Prakata (PANJANG, BISA DI-SKIP)
Aku nggak main-main waktu aku bilang cerita ini psychologically dark waktu udah masuk alur intinya. At least, dari sudut pandangku.
Kalian tau awalnya cerita ini berasal dari mana? Dari ephipany dadakan di tengah kelas Sosiologi, sebuah what-if yang muncul tiba-tiba waktu nulis resume materi konflik dan integrasi sosial.
Maafkan. Anak IPS disini - tapi ini cukup jadi sesuatu yang buat aku penasaran. Karena beda pendapat yang berujung konflik, yang kalau nggak bener nyelesaiinya lama-lama jalan ke kekerasan, dan pada akhirnya kalau nggak berujung reintegrasi ya disintegrasi.
Tapi kalau integrasi selama konflik? Dua pihak yang beda pendapat, beda sudut pandang, overall beda karena mereka beda dari awal. Tapi berhasil integrasi satu sama lain karena perbedaan mereka itu.
Salahsatu faktor cepat/lambatnya integrasi sosial itu homogenitas kelompok - mau itu secara horizontal maupun vertikal di tangga masyarakat.
Kalau misalnya aku bikin yang hetero air-minyak gitu kira-kira berapa lama mereka bakal keintegrasi dengan sendirinya? I mean, ala bisa karena biasa. Aku nggak beneran ngomongin air-minyak yang sampe virus dari Resident Evil nular ke dunia nyata pun nggak bakal nyampur, tentunya.
Ini manusia - mereka manusia. Sebenci-bencinya dua orang ke satu sama lain kalau pada ujungnya mereka ada di sebuah pulau terpencil dan kerantai sama satu sama lain, mereka nggak punya pilihan lain selain kerja sama di awal - walaupun kemungkinan besar di akhirnya bakal ada yang namanya penghianatan.
...Oke. You can say buku -*ekhem*seri*ekhem* - yang satu ini rada berakar dari rasa penasaranku dan mungkin bisa berujung bahan penelitian pribadi pada akhirnya. Entahlah, bisa jadi proyek akhir kayaknya ya.
Tapi aku kasih tau, ini bisa dibilang PREQUEL dan PRE-RELATIONSHIP. Ini cuma permulaan. Dan di buku ini aku bakal fokus tentang Siegfried, dan tentang dua lingkungan sosial yang berbeda di sekolah yang sama. Iya, ini tentang Aldy sama Dewa. Tapi ini juga tentang anak-anak Zona Merah yang bisa dibilang para 'Lost Boys', tentang Kelas Unggulan yang isinya anak-anak jenius di bidang mereka masing-masing yang bisa dibilang masih belum punya arah sendiri.
Di sisi lain, aku bener-bener berterima kasih buat cerita yang sekarang novel dari Kak Crowdstroia yang 'Rotasi dan Revolusi' sama 'Rengat'.
Beberapa di sini terinspirasi dari cerita yang satu itu, dan aku berterima kasih banget buat Kak Troi karena udah bikin 'Rotasi dan Revolusi' sama 'Rengat'. Aku tambah berani buat ngelanjutin prompt dadakan satu ini.
Anyway, aku beneran berharap kalian suka.
Intinya;
To put it simple. Yes, they're teens. Yes, this is a teenfict. Yes, this is a school fict (Silahkan menduga skenario sekolah, kelas, kerja kelompok, tugas, dll.). No, ini bukan sexually based dark romance (They're kids, dear God. Kids who are too smart (and too much of a chess player) for their own good, but kids nonetheless.)
Warning(s) :
Typo(s) (Hamba manusia, Kare sama Hades juga (Enggak, Hades bukan bokapnya Nico di Angelo beneran)), Human-bashing(LOL), Psychology based, Somewhat unhealthy, A lot of confusing scenarios and dialogues (Probably, ada beberapa yang kata Beta-ku agak berat), May or may not trigger some sort of psychological conditions, Mentions of said psychological conditions, Highly intellectual characters that I made as each other's lifeline and bane of each's existence in the same time (Yes, that needs to be included in the warning).
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma
Teen FictionFirst Book from the 'Arcanum' Trilogy, Apriori. . Siegfried International Academy bukan sekolah sembarangan, kata orang lain. Isinya hanya para kaum elit, isinya hanya para jenius dengan latar belakang yang bukan main-main. Di mata kaum awam, yang m...