30| Buta

114 10 21
                                    

Halooo...

Apa kabar?

Cie-cie yang kemarin baca cerita ku tp gak ninggalin jejak:")

Gak apa kok, mungkin kalian lupa. Tapi di part ini kolom vote dan komen jangan di kosong in ya:")

Terimakasih sudah membaca lagi.

Ok don't too be long
Happy reading 💜

—HOPELESS—

Buta.
Bukan matanya, tapi hatinya.

—HOPELESS—

Pria itu berdiri tak jauh dari mereka, ia mengusap kasar buliran bening yang membasahi matanya. Yaffi sedari tadi memang mendengar pertengkaran mereka, namun ia terlalu penasaran dengan suara itu. Lebih tepatnya ia tidak yakin pemilik suara itu adalah Hanna.

Pria itu masih berdiri di dekat tangga tumbler berwarna merah jambu yang sedari tadi ia genggam jatuh begitu saja melihat Hanna bersikap sekasar itu pada Jeslin.

“H-Hanna—“

“Yaf, lo salah paham,” gelagat Hanna mendekati Yaffi.

Pria itu menggeleng menatap Jeslin yang terlihat menahan rasa sakit.

“Hanna jahat, Yaffi denger semuanya. Kaenan dan Halle harus tau—“

“YAFFI JANGAN!”

“Enggak. Hanna itu jahat.”

Yaffi berbalik, ia ingin menemui Kaenan di ruang OSIS. Tanpa pikir panjang Hanna mengambil penyangga pot yang berbahan dasar kayu.

Thok...

Belum sempat Jeslin menjangkau Hanna lebih dulu memukul kepala Yaffi dengan penyangga kayu itu.

Tubuh Yaffi menggelinding di anak tangga. Jeslin membeku, sementara Hanna panik bukan main, niatnya hanya ingin membuat Yaffi berhenti saja, bukan menggelinding di anak tangga.

Detak jantung Hanna memburu hebat, namun Jeslin masih membeku kejadian itu begitu cepat. Hanna menarik kasar jemari Jeslin membuat gadis itu bertumpu pada penyangga pot kayu.

Hanna berlari cepat, meninggalkan Yaffi yang terkapar penuh darah dan Jeslin yang semakin syok.

“Y-Yaffi—“

Keributan itu mengundang perhatian banyak siswa, mereka terkejut melihat tubuh Yaffi terkapar di lantai, darah keluar dari kepala, hidung dan juga mulut pria itu. Semua mata menatap Jeslin nyalang. Jemari Jeslin bergetar hebat membuat penyangga pot kayu jatuh menggelinding.

“Lo, mukul Yaffi—“

“Bukan!” potong Jeslin cepat.

“Tolong bantu gue.”

Suara Kaenan yang sangat ia kenali. Tubuh Yaffi di angkat oleh beberapa orang, entah kemana yang pasti Yaffi harus mendapat penanganan secepatnya.

"Gila lo,"

"Jahat banget sumpah,"

"Pembunuh,"

"Sialan,"

Jeslin tidak peduli, gadis itu berlari cepat menuruni anak tangga.

Brak…

Tubuh Jeslin jatuh ke lantai lagi akibat seseorang yang sengaja mendorong tubuhnya, sama sekali gadis itu tidak peduli. Ia memilih mendekati Flower dan Wayang, menarik jemari Flower yang terlihat sangat syok.

Hopeless [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang