5| Sedikit Berbeda

192 23 13
                                    

Edisi Repost
19823

Semoga nanti bisa jadi buku🤭
Mari ajak teman2 kalian buat ikutan baca ya Lup, aku selalu nungguin

Semoga nanti bisa jadi buku🤭Mari ajak teman2 kalian buat ikutan baca ya Lup, aku selalu nungguin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:::


Kamu selalu membuat skat diantara kita, tapi aku selalu ingin tahu semua tentangmu.

::::

"WAYANG, anter gue ke magic shop," suara Jeslin terdengar jelas membuat Wayang melepas pandang dari buku latihan soal. Gadis itu sudah bersandar di dekat papan mengabaikan tatapan sinis dari teman sekelasnya. Pun ia sudah memahami latihan soal yang besok akan dikuiskan.

"Way, enggak usah sok rajin temenin gue ketemu sama Jimin."

Wayang lantas memasukan asal alat tulisnya.

"Siap, super hero anpanman meluncur."
Jeslin tertawa kencang, selain Skyland, Wayang juga tidak lelah meladeni kehaluannya. Gadis itu melihat Wayang sudah berlari kecil.

Flower membuang napas panjang. Sesaat ia melihat arloji di pergelangan. Jam keluar masih dua puluh menit lagi, pun sekarang tidak ada yang mengajar tetap saja ia harus mencegah mereka pergi.

"Jes, jangan keluar nanti aja," peringat Flower mulai resah.

"Jimin pasti udah kangen sama gue Flo-"

"Dasar halu!" potong Hanna sinis.

Jeslin mencebik. "Sirius amat hidup lo, enggak pernah bercanda ya?!"

"Kalau keluar dari kelas, gue aduin kalian berdua?" suara Hanna terdengar menghentikan langkah Jeslin dan Wayang. Sudut bibir Jeslin tersenyum miring, bersedekap dada balik menatap Hanna.

"Lo pikir gue peduli?"

"Gue enggak akan segan ngelaporin lo,"

Jeslin mendengus geli, ia berjalan mendekati bangku Hanna sedikit membungkuk mensejajarkan tatapan mereka.

"Gue juga enggak akan segan ngelaporin Halle, ngerokok di roof top!"

Jeslin bisa melihat kepalan tangan Hanna yang mengeras, jemari lentik gadis itu terjulur merapikan buku Hanna namun di tepis cepat oleh Hannna.

"Impas," cetus Jeslin dengan senyum penuh kemenangan.

"Lo gila Jes!"

Jeslin menatap Hanna nyalang, sudut bibirnya tersenyum mencebik.

"Iya, lo doang yang waras."

Jeslin menendang keras kaki meja Hanna, lantas pergi bersama Wayang meninggalkan kelas yang pengap itu. Tatapan Hanna nyalang melihat punggung Jeslin yang semakin menjauh. Ia menoleh menatap Kaenan yang betah diam.

Hopeless [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang