20| Rasa yang Tak Nyaman

97 11 49
                                    

Hallo

Ada yang kangen cerita ini kah?

But makasih ya sudah milih ceritaku untuk dibaca lagi💜

Kemarin gimana harinya? Kasih satu emot untuk gambarin perasaan kalian

Ok don't too be long
Happy reading 💜

::::

Rasa yang tak nyaman ini, sungguh menyesakkan.

:

:::

PUNGGUNG Jeslin bergetar menahan isak, dadanya bertambah sakit, melihat Hanna dengan leluasa melempar senyum penuh kemenangan.

Skyland yang berdiri di sebelahnya langsung menarik tubuh mungil itu menenggelamkan pada dada bidangnya. Skyland bisa merasakan jemari lentik Jeslin meremas kasar kaos navy yang membalut sekujur tubuhnya.

Jemarinya naik perlahan mengusap hangat pucuk kepala Jeslin, membiarkan gadis itu, mengurung semua sengguk, yang Skyland tahu itu menyakitkan.

"Kali ini apa lo mau, gue ngeluapin semua kejadian tadi?" lirih Jeslin bertanya.

Ia menarik napas dalam memenohi rongga dada yan teramat sesak.

Skyland diam cukup lama. "Gue tau itu susah, tapi, lo harus lupain."

Jeslin mendengus geli. Jemari Skyland perlahan menangkup rahang Jeslin, mengusap hangat pipi itu yang semakin memerah. Tubuh Skyland sedikit membungkuk meniup pelan pipi Jeslin yang terlihat sangat merah.

"Gue pernah minta, senyum lo jangan sampai pudar."

Jeslin diam, mengalihkan pandang namun, jemari tebal Skyland mencegah rahang itu untuk berpaling.

"Senyum, meski lo udah enggak sanggup."

Satu isakan terdengar tertahan, bersamaan dengan buliran bening jatuh di pipi kiri Jeslin. sudut bibirnya tersenyum penuh luka. Jemari Skyland lantas mengusap hangat pipi gadis itu, menariknya kembali menyembunyikan tubuh mungil itu dalam dekapannya.

"Gue enggak akan ngebiarin senyum lo hilang begitu lama."

***

HANNA membawa Rania ke salah satu restaurant sushi, yang letaknya tidak jauh dari Smoothly café.

Gadis itu memilih duduk di dekat jendela kaca, menatap ke atas balkon Smoothly café--masih bisa melihat Skyland tengah berusaha menenangkan Jeslin. Sudut bibir Hanna tersenyum samar, ia sendiri tidak pernah menyangka semudah itu menyakiti Jeslin.

Jemarinya sibuk membolak balikan buku menu, namun tatapannya masih fokus ke balkon sana.

"Gue udah bilang, senyum lo enggak akan lama Jes."

"Hanna," panggil Rania pelan, namun Hanna sengaja tidak menyahut.

Pandangannya ikut menoleh ke atas balkon, ia tersenyum kecut melihat Jeslin dan Skyland masih berada di sana. Jemari ringkih itu menyentuh hangat pucuk jemari Hanna membuat gadis itu menoleh cepat.

"Kenapa tan?"

Hanna yakin Rania pun tengah fokus pada Jeslin. Pandangannya kembali turun menatap lekat tatapan teduh Hanna. Senyum kecut terbit di sudut bibirnya.

Hopeless [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang