Haloo...
Ih ketemu lagi.
Kenalan yuk, biar lebih dekat hahaha
Aku Miming
Kalau kalian?
Semoga masih betah baca cerita ku ya:")
Dialog siapa yang paling kalian tunggu?
Ok don't too be long
Happy reading 💜:
:::
Rasa sesal yang tak pernah tinggal lama.
-HOPELESS-
“
TENANG aja, Nan, gue udah bales tuh fan plastik.”
Enteng sekali Halle berbicara. Ia menyandarkan tubuh di sandaran tembok di samping tempat Kaenan duduk.
“Maksud lo?”
Halle mendengus geli melihat wajah Kaenan yang tampak pias.
“Gue pukul tuh cewek sampek kepalanya berdarah,” kekeh Halle dengan tawa samar.
Tubuh Kaenan kelu, bangkit berdiri melewati Halle begitu saja.
“Brengsek lo Le!”
“Nan, salah gue apa?!” pekik Halle lantang namun Kaenan tidak mendengarkan.
Pria tinggi itu melangkah cepat memasuki club karate. Dadanya berdetak dua kali lebih cepat, pandangannya membuyar melihat tubuh Jeslin yang ingin diangkat.
Tanpa berkata apa pun Kaenan langsung mendorong Wayang, mengangkat tubuh mungil Jeslin. Selaput bening membuyarkan pandangan Kaenan, ia terus melangkah, lebih cepat dari sebelumnya.
“Lo peduli sama dia?” tanya Halle ketika melihat Kaenan menggendong tubuh mungil Jeslin. Tatapan Kaenan nyalang, dengan rahang yang semakin mengeras.
“Diem!” ketusnya di tengah langkah.
“Nan—“
“Urusan kita belom kelar Le,” potong Kaenan cepat melewati Halle begitu saja.
“Cukup Skyland aja yang gila, lo jangan!”
Halle menggeram ketika Kaenan benar-benar lenyap dari hadapannya.
***
HANNA membulatkan mata melihat Kaenan menggendong tubuh Jeslin. Gadis itu menatap sengit menghalangi langkah Kaenan.
“Kaenan, lo ngapain sih gendong dia?!” Hanna masih berusaha menghalangi langkah Kaenan, membuat pria itu diam di tempatnya.
“Lo enggak liat, kepalanya luka?” Kaenan masih sabar menghadapi tingkah Hanna.
Gadis itu berdecak. “Kenapa harus lo yang nolongin dia Nan?”
“Hanna, minggir—“
“Enggak!”
“MINGGIR!” bentak Kaenan cukup kencang membuat Hanna membeku di tempatnya.
Gadis itu minggir sedikit merasakan pundak Kaenan menabrak keras pundaknya, namun pria itu terlihat tidak peduli. Hanna diam menatap punggung Kaenan yang semakin menjauh. Sudut bibirnya menukik tajam dengan tatapan yang semakin nyalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless [REPOST]
Teen FictionRepost update rutin setiap Rabu, Jumat dan Minggu di jam 8 malam :"-) :::: Kita adalah kisah happy ending dengan epilog yang menyakitkan. :::: "Sakit." Bukan. Bukan lukanya namun perasaannya. Ia menarik napas panjang, dadanya teramat sesak, bahkan...