3| Gue Benci Lo

301 25 9
                                    

Edisi Repost

27723

Lup....
Apa kabs?
Udah lama banget ga nulis,:")
Susah banget buat balikin mood buat nulis:"-
Kalo suka ama cerita aku jangan lupa buat ajak temen2 kalian buat ikutan baca 🤗

Apa kabs?Udah lama banget ga nulis,:")Susah banget buat balikin mood buat nulis:"- Kalo suka ama cerita aku jangan lupa buat ajak temen2 kalian buat ikutan baca 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Dia tidak pernah salah, hanya saja aku tidak perlu alasan untuk menaruh rasa benci pada dirinya-

::::

“Gue teleponin lo kenapa lo enggak angkat?”

Suara berat Skyland terdengar mengudara di lorong koridor pagi ini. Pria itu berjalan mundur mengikuti langkah Jeslin yang terus maju.

“Kemarin gue tidur cepat,” ucap Jeslin malas.

Skyland berdecak, ia menghentikan langkah membuat Jeslin pun ikut berhenti. Pria dengan Hoodie navy yang menggantung di lehernya menatap setiap jengkal wajah Jeslin.

“Nangis lagi?” bisik Skyland pelan.

Jemari tebal pria itu terjulur mengusap hangat pucuk jemari Jeslin, gadis itu hanya membuang napas berat, secepat itu pula senyum termanis ia tunjukan pada Skyland.

“Sky, sekarang gue enggak sedih lagi, gue udah capek nangisnya,” katanya mendorong tubuh Skyland yang menghalangi jalan.

“Sana pergi bukannya hari ini lo ada latihan manah?” Jeslin berucap dan terus berjalan meninggalakan Skyland.

“Enggak usah ngejar gue, gue baik-baik aja,” tambahnya lagi. Skyland hanya diam melihat punggung Jeslin yang semakin menjauh.

***


Jeslin berdecak melihat kerumunan orang yang berdiri di papan mading. Kalau bukan karena Hanna, namanya mungkin sudah tertempel di mading itu. Ia menarik napas panjang, menghembuskan perlahan. Sudut bibir Jeslin tertarik lebar, menampilkan senyum termanis yang ia punya. Jeslin merapikan sweater warna orange yang ia kenakan.

Ia pastikan tidak ada sama sekali guratan kesedihan dalam raut wajahnya. Jeslin harus terlihat sangat bahagia, terlihat seolah dirinya tidak pernah punya masalah, terlihat baik baik saja meski rasanya—sangat melelahkan. Benteng pertahanan Jeslin harus kuat, tidak boleh satu pun orang menganggap dirinya lemah. Termasuk dirinya sendiri.

“WOI! MISI PACAR JIMIN MAU LEWAT.”

Suara itu terdengar menggelegar. Dan seisi sekolah tidak heran lagi. Siapa lagi kalau bukan Jeslin Anggun Raliana. Gadis yang katanya pacar Jimin itu, hanya dengan suara khasnya bisa membelah kerumunan. Sudut bibir Jeslin menunjukan seringaian, menatap galak pasang mata yang menatap dirinya dengan tatapan sensi. Sudut matanya melirik papan mading, tersenyum miring melihat nama Hanna terpampang teramat jelas di baris pertama--Pemenang Lomba TOELF.

Hopeless [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang