12| Lo Cantik

134 18 3
                                    

Edisi Repost 141123
Halooo.....
Ini aou promosi dmn lgi yalup biar ada yang baca, beneran seneng sih pas tw ini angkanya udah keliatan huruf K nya tp nanti demoga aja huruf K berubah jadi huruf M

Aku pasti bisa:
Bantu miming doa, biar ceritanya banyak yang baca :")

Part panjang jadi bacanya pelan-pelan, jangan sampai kelewatan scene yang seru. Hidden Scene hanya bisa kalian baca di ig miminglup_

"Aku berjanji akan spam komen di part ini"✌️

Nah kan udah janji tuh🤣

Don't too be long
Happy reading 💜

:::

Rule-nya hanya satu: Jangan biarkan orang lain tahu atau semuanya akan menyakitimu.

:::::

JESLIN mendaratkan bokong pada tribun lapangan basket indor. Gadis itu duduk di tengah-tengah tribun. Menatap lekat photocard Jimin yang masih berada di genggamannya. Sudut bibirnya tersenyum kecut.

Hanya dia yang duduk di sana, sampai akhirnya sebuah bola basket memasuki ring dan memantul lagi. Jeslin berdecak kesal. Ia tidak mengalihkan pandang dari photocard yang ada di genggamannya, karena Jeslin tahu siapa orang yang dengan percaya diri berusaha menarik perhatian Jeslin. 

Terdengar suara sepatu yang berdecit dengan lantai dan pantulan bola yang ikut mengiringi.
Jeslin menatap dalam pria jangkung yang sudah melempar senyum termanis yang ia punya. Pria itu berjalan pelan memilih duduk di samping Jeslin. Gadis itu berdecak, ia benci mengakui namun Skyland terlihat sedikit keren ketika bermain basket, terlebih kali ini Skyland menyugar rambut hitam legamnya.

“Enggak usah sok keren depan gue, lo bukan Jimin!” ketus Jeslin masih enggan menatap Skyland.

Kekehan tertahan terdengar menyebalkan di telinga Jeslin, ia menoleh melihat Skyland yang lagi-lagi menyugar rambutnya, keringat di kening Skyland terlihat malu-malu untuk menetes. Skyland menarik jemari Jeslin mengusap keringat dengan punggung tangan Jeslin.

“SKYLAND IH JOROK!” teriak Jeslin menggelegar, langsung menghadiahi Skyland pukulan di lengan.

Pria itu hanya tertawa geli. Untung telinga pria itu sudah biasa dengan teriakan tiba-tiba Jeslin.

“Kalau gue Jimin, mungkin dari dulu lo udah nyantet gue, biar gue klepek-klepek ama lo,” kekehan Skyland tertahan melihat senyum malu-malu di sudut bibir Jeslin.

Setidaknya Skyland merasa lega gadis di sampingnya ini meluapkan rasa sakit yang sempat singgah dalam hati.

“Halu jadi Jimin ternyata seru juga ya,” sambung Skyland mengusap pelan pucuk kepala Jeslin.

“Eh masih siang bangun lo, jangan halu jadi Jimin,” cetus Jeslin dengan senyum yang masih berusaha terlihat di sudut bibir.

Skyland semakin senang, setidaknya dengan begitu Jeslin masih punya alasan untuk tetap tersenyum.

“Lo seneng?” tanya Skyland dan Jeslin mengangguk cepat.

“Kalau gitu gimana kalau gue tiap hari ngehalu jadi Jimin—“

Hopeless [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang