Halo....
Aku post lagi nih karena hari ini ulang tahun ibuku:") Doain ya biar ibu ku selalu sehat. Semoga halu ku ini membuat ibu bangga😭
Ih malu banget tau kalau ngomong langsung sama ibu. Kalian gitu gak sih gengsi sama ibu sendiri, kek lebih gampang ngungkapin sayang ke temen/ pasangan dr pada ke ibu sendiri. Kalau ke ibu aku mau bilang sayang aja kek kelu banget nih lidah.
Duh malah curhat ayo kita menghalu bersama Lup💜
Don't too be long
Happy reading 💜—HOPELESS—
Kenyataan yang terlalu kejam, untuk kamu yang terlalu naif.
::::
“Tidur Jes—“
“Enggak.”
“Tidur dalam pelukan gue.”
Jeslin diam, gadis itu menatap sendu iris hitam legam milik Skyland. Jemari tebal pria itu tanpa ragu menarik tubuh Jeslin ke dalam dekapannya. Mengelus hangat pucuk rambut Jeslin, memberi rasa ternyaman yang bisa ia berikan.
Seperti yang Skyland katakan, pria itu masih mendekap tubuh mungil Jeslin membawa gadis itu tidur dalam pelukannya.
Pintu kamar itu masih terbuka lebar. Skyland masih terjaga, namun sepertinya Jeslin sudah mulai memejamkan mata.
Ia masih bisa merasakan jemari lentik Jeslin melingkar di pinggangnya, hendak melepaskan namun Jeslin semakin mengeratkan pelukannya.
“Bentar aja Sky, sampai gue bener-bener tertidur,” tuturnya lembut.
“Lo tau, gue selalu nyaman dalam pelukan lo.”
Skyland tidak menjawab, pria itu hanya diam mendekap hangat tubuh mungil Jeslin.
Jam terus berlalu, di luar sana langit perlahan menjatuhkan gerimis hujan. Percikan air hujan terlihat samar lewat kaca jendela yang sama sekali tidak tertutup oleh gorden.
Ia menatap lamat, mata Jeslin yang terpejam. Wajah yang kini tampak sendu, selalu terlihat cantik meski dengan mata yang terpejam. Jeslin selalu saja terbangun setiap kali Skyland berusaha melepas pelukannya.
Malam yang semakin larut seolah ikut merebut kesadaran Skyland di tambah hujan yang tidak kunjung berhenti. Menciptakan kehangatan untuk keduanya, sampai akhirnya mata pria itu terpejam.
Malam ini biarkan kehangatan menjemput keduanya, pintu yang terbuka lebar seolah menjadi saksi bisu jika mereka tidak melewati batas wajar.
—HOPELESS—
Beff…
Suara mobil yang berhenti. Rania baru saja memarkirkan mobil di pekarangan rumah yang dulu sempat ia tinggali. Pintu kayu bercat putih menyambut kedatangannya. Matanya menatap dalam motor besar hitam yang terparkir di pekarangan.
Siapa yang larut malam masih berkunjung?
"Jeslin pernah tidur sama dia tante"
Kalimat Hanna tempo hari terngiang di kepala Rania. Ia baru pulang dari meeting di salah satu restaurant Jepang. Jemarinya menenteng paper bag berwarna cokelat. Ia masih ingat jika Jeslin menyukai kue jeruk.
Sebut saja sebagai permintaan maaf yang tidak ingin ia sampaikan secara gamblang pada putrinya sendiri. Pintu itu juga tidak terkunci.
Wanita itu dengan senyum tipisnya melangkah memasuki rumah. Semenjak Jeslin berumur tiga belas tahun, gadis itu memang tinggal sendiri. Rania dan Bani sepakat untuk pisah rumah, hanya status pernikahan saja yang masih mengikat hubungan diantara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless [REPOST]
Teen FictionRepost update rutin setiap Rabu, Jumat dan Minggu di jam 8 malam :"-) :::: Kita adalah kisah happy ending dengan epilog yang menyakitkan. :::: "Sakit." Bukan. Bukan lukanya namun perasaannya. Ia menarik napas panjang, dadanya teramat sesak, bahkan...