16| Dimengerti

126 18 10
                                    

Edisi Repost:
271223
Ini kalian bukanya bisa kan ya? Ga eror kan ya?

:::

Kalau kalian suka sama cerita ini, bantu ajak in temen kalian buat baca cerita ini:")

Don't too be long
Happy reading 💜

:::

Hidupku yang terlalu rumit ini, hanya ingin dimengerti oleh satu orang yang selalu berhasil mengusir lara. Dan orang itu kamu.

Tubuh Jeslin terpental bersamaan dengan tangan yang menarik cepat lengan gadis itu. Mereka menggelinding membentur trotoar. Jeslin tidak sampai terluka namun kening pria itu mengeluarkan darah kental.

Kittts!


Suara ban beradu dengan aspal, terdengar begitu nyaring, bis yang tadi melaju dengan kecepatan cukup kencang, kini terlihat berjalan zig-zag sampai akhirnya, sempat berhenti namun kembali melaju dengan kecepatan yang nyaris lebih cepat. Beruntung jalanan sangatlah lengang.

Jeslin membeku dalam pelukan pria itu, jemarinya bergetar hebat melihat darah yang keluar dari kening Skyland. Gadis itu bangkit berdiri membantu Skyland untuk berdiri.

"S-Sky, g-gue,"

"Kenapa lo ngelakuin ini ha?!" Skyland membentak menatap nyalang manik Jeslin. Matanya memerah, dengan napas yang semakin memburu. Tubuh Jeslin sampai lunglai mendengar bentakan Skyland.

"Lo udah janji sama gue!" lagi Skyland membentak membuat Jeslin berjalan mundur.

"K-kenapa l-lo-"

Jemari Skyland menarik tubuh Jeslin dalam pelukannya. Pria itu mengepalkan jemari di samping jarit celana, menahan semua emosi yang memaksa untuk keluar. Deru napasnya masih memburu begitu pun dengan detak jantung yang berdetak dua kali lebih cepat.

Ia menyeka buliran bening yang mulai keluar di sudut mata. Skyland menghela napas dalam menghilangkan rasa sesak yang semakin merayapi jiwanya. Jeslin diam, ia mendongak melihat mata Skyland, tatapan yang memancarkan perasaan takut yang begitu kental.

"Maaf," lirih Jeslin mengatakan.

"Lo denger Jes, jantung gue?" sesak Skyland mengatakan.

Perlahan jemari Jeslin naik berada tepat di dada kiri Skyland. Ia menahan ludah kasar, jantung itu berdebar begitu cepat. Jeslin menggigit bibir bawah, mengeratkan pelukannya pada Skyland.

"M-maaf Sky," lagi ia bicara.

"Gue setakut itu Jeslin."

Jeslin terisak menenggelamkan kepalanya, pada dada bidang Skyland.

"Dan gue, sesakit itu Skyland."

Skyland diam, menelan semua perasaan egois yang mulai keluar. Lirihan Jeslin yang terdengar pilu cukup mampu membuat dirinya merasa terluka. Jemari Skyland perlahan naik mengusap pelan rambut Jeslin.

"Gue udah pernah kehilangan, dan gue enggak mau kehilangan lagi Jeslin."

Jeslin bisa merasakan detak jantung Skyland masih saja memburu begitu cepat.

"Maaf Sky,"

"Gue enggak bisa maafin diri gue sendiri kalau sampai terjadi sesuatu sama lo. Gue mohon jangan nyakitin diri lo dengan cara kaya gini."

Hopeless [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang